Tanamkan Mental

MENJELANG libur tanding bulan Puasa Ramadhan di Liga 3 Kopi Kapal Api, Persibo Bojonegoro, Jawa Timur, mencatat perolehan prestasi sesuai treck atau jalur yang bebnar.

Laskar Angleng Darmo itu memuncaki klasmen grup F Jawa Timur. Perolehan poin itu didapat dari angka penuh di kandang, stadion Letjen H Sudirman, ketika menjamu tim Bumi Wali FC Tuban.

Bukti bukan hanya ” jago kandang,” anak asuh pelatih I Putu Gede dan asisten Jordi Kartika itu  dibuktikan ketika  mampu melumat tuan rumah PSID Jombang dua gol tanpa balas.Tradisi positif mencuri poin juga dijalani ketika tandang ke Persidekab Kediri, sebelum membungkam Lamongan F C dengan  skor 1-1 di Stadion Lamongan

Diunggulkan di grup F, memang butuh mental lebih. Di pertandingan perdana di awal laga, skuad tim berkostum orange sudah mendapat ganjaran dua kartu merah  dan pelatih I Putu Gede diskors tidak bisa mendampingi anak asuhnya di lapangan tiga kali tanding, terpaksa nonton di tribun.

Namun hal itu tidak menyurutkan dan mengendurkan ” mental juara” anak-anak. Terbukti dua kali tandang mampu mencuri poin dan sekali menang. Sang “juara”  ketika melawat di Lamongan sepertinya kembali  mendapat ujian, kiper Toni harus dirawat di rumah sakit karena dikasari pemain Lamongan FC.Itulah pertandingan sepakbola, olahraga laki-laki.

Kejadian di lapangan hijau itu ranahnya wasit, di sana ada hakim dan inspektur dan  komisi disiplin, mereka penjaga sportifitas yang mesti konsisten.Jika dipandang kurang menjunjung sportifitas, ada saluran ke mana harus membawa kasus itu, dan tetaplah sang pemain tidak dibebani hal-hal di luar itu seperti membalas dengan perlakuan kasar yang bisa mengurangi produktifitas,  bahkan bisa nenurunkan kualitas.

Sebagai mantan pemain nasional yang sarat pengalaman, Putu Gede akan mampu mengatasi problem yang bisa mengurangi kualitas permainan Persibo yang  sudah mulai menemukan performa  yang positif,  meski pada awal terkendala oleh persiapan yang mepet.

Namun sekarang sudah berada di jalur yang bebar.” Keadaan kiper sudah membaik” tulis Putu Gede singkat dan dingin dalam menanggapi insiden itu, sehingga tidak perlu mengkhawatirkan permainan tim yang sudah dibangun dari kondisi yang mepet itu untuk mengembalikan kejayaan Persibo.

Mengekspose berlebihan insiden di lapangan hijau yang sudah menjadi tanggung jawab inspektur pertandingan dan punggawanya, bisa berdampak pada psikologis massa, yaitu supporter, karena bisa menumbuhkan tindakan aksi  memprovokasi ke arah tindakan yang tidak baik.

Dari sisa pertandingan putaran pertama, justru lebih fokus melakukan konsolidasi pemain untuk meningkatkan stamina yang bisa menunjang permainan yang enak ditonton oleh supporter yang hampir tumpekblek di stadion yang berkapasitas 20 ribu penonton itu.

Konsolidasi lain yang juga penting adalah di bidang nanajemen. Manajer Abdulloh Umar dan sahabat-sahabatnya di luar teknik di lapangan hijau, perlu menjaga jika ada hal-hal nonteknis yang mencuat ke permukaan. Misal saleri pemain, pelatih dan lain-lain harus berjalan seiring dengan prestasi anak-anak di lapanfan hijau. Bravo Persibo. 

 

 

*A.Adib Hambali: Wartawan senior di Bojonegoro.

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *