Bupati Mukomuko Berkunjung ke Bojonegoro Untuk Belajar “OGP”

Bojonegoro – Detakpos – Bupati Mukomuko, Provinsi Bengkulu Choirul Huda, berkunjung ke Pemkab Bojonegoro, Jawa Timur, untuk  belajar keterbukaan pemerintahan daerah yang patnership atau “open government patnership” (OGP), Rabu (28/2).

Ditemui Bupati Bojonegoro Suyoto, keduanya saling bertukar pikiran.Choirul Huda diterima dan berdiskusi dengan Bupati Suyoto di rumah dinas. Pria yang kerap dipanggil Huda ini menceritakan mengenai birokrasi di wilayahnya.

“Dan memang perlu diperbaiki dan karena itu saya ingin sharing,” ungkapnya,Rabu (28/2).Huda yang asli kota Bojonegoro ini juga menceritakan mengenai kondisi wilayahnya bagaimana memimpin di wilayah Mukomuko.

Dan kepemimpinan yang dilakukan banyak terinspirasi kepemimpinan Kang Yoto. “Terutama dalam menyelesaikan keluhan masyarakat dan gaya memimpin,”tutur dia.

Bupati Bojonegoro Suyoto menyatakan jangan sampai terjadi krisis pada diri sendiri. Tak perlu lanjut dia dihadapan rakyat sampai mengeluarkan kata kata bahwa dirinya adalah bupati karena itu menandakan orang krisis.

“Tanpa kita menyebut bupati orang sudah tahu kita bupati,” tegasnya.Selain juga agar jangan cepat marah apabila dimarahi termasuk dimaki-maki masyarakat terkait jabatan bupati.

Yang penting tambah Suyoto adalah rela meninggalkan kebahagiaan dan kenyamanan secara pribadi agar masyarakat bahagia nyaman dan aman. “Ingat tujuan kita adalah melayani masyarakat,” tuturnya.

“Saat ini ada beberapa dinas di Mukomuko yang berkunjung ke dinas di pemkab,” tambah Huda.

Dia menyatakan bahwa dirinya mengajak rombongan untuk ikut belajar pelayanan birokrasi di Bojonegoro.

Kepala Bidang Keuangan Daerah Pemkab Mukomuko Agus Suparman, di Bojonegoro, menjelaskan kunjungan ke Bojonegoro juga akan memfokuskan mempelajari parkir berlangganan kendaraan roda empat dan dua yang diterapkan Bojonegoro.

Di daerahnya, lanjut dia,  belum menetapkan parkir berlangganan kendaraan bermotor, sehingga perolehan pajak parkir kendaraan bermotor masih minim.

“Perolehan berbagai pajak daerah pada 2017, mencapai Rp11 miliar. Tapi perolehan dari pajak parkir kendaraan bermotor masih minim,” ujarnya.

Padahal, menurut dia,  jumlah kendaraan bermotor roda empat dan dua di daerah cukup banyak, tetapi pengenaan parkir masih bersifat tradisional.

“Saya tidak hapal jumlah kendaraan bermotor roda dua dan empat, akan tetapi cukup banyak,” katanya.

Sesuai data menyebutkan Kabupaten Mukomuko dengan jumlah  tiga kelurahan dan 148 desa yang tersebar di 15 kecamatan memiliki jumlah penduduk sekitar 180 ribu jiwa.

Menurut Huda, meskipun jumlah penduduk sedikit, tetapi luas wilayahnya empat kali lipat dibandingkan Bojonegoro.

Warga di daerahnya itu, menurut dia, hampir semuanya memiliki kebun kepala sawit dengan luas rata-rata berkisar 1-2 hektare/penduduk.

“Pendapatan terbesar Mukomuko dari perkebunan kepala sawit. Berdasarkan dana bagi hasil yang diperoleh dari Pemerintah Pusat,” katanya. (*/d4)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *