Jakarta– Detakpos – Perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Jasa Marga yang dipimpin Desi Arryani menjadi sorotan Koordinator Investigasi CBA (Center for Budget Analysis), Jajang Nurjaman.
Karena baik buruknya kinerja perusahaan tersebut dampaknya langsung dirasakan masyarakat banyak. ” Pantas saja jika harapan publik begitu besar agar mendapatkan pelayanan yang memuaskan dari perusahaan berplat merah ini,” ungkap Jajang dalam rilis yang diterima Senin, (22/5/2017).
Masalah kemacetan belum teratasi mungkin saja karena saat ini memang Jasa Marga masih fokus menggenjot proyek jalan Tol. Permasalahan di atas merupakan masalah lama (klasik) yang belum sanggup dipecahkan oleh jajaran pejabat Jasa Marga.
” Seolah mereka kerja setengah hati, alakadarnya seperti tidak digaji saja,” ungkap Jajang.
Padahal faktanya para pejabat Jasa Marga tersebut mendapatkan upah dan berbagai macam tunjangan yang sangat fantastis.
Jajang mengungkap, untuk 10 anggota direksi saja total gaji yang digelontorkan negara pada tahun 2016 mencapai Rp.22.598.722.479 masing-masing direksi termasuk Dirut Desi Arryani.” Selain mendapatkan gaji pokok juga mendapatkan tunjangan perumahan, THR, ditambah Tantiem (insentif kinerja),” papar dia.
Desi Arryani misalnya, yang menjabat Direktur utama sejak 29 Agustus 2016, perbulannya mendapat gaji pokok sebesar Rp. 130.000.000, ditambah tunjangan perumahan Rp.110,000,000. ” Hanya dalam waktu 4 bulan sudah mengantongi uang sebesar Rp.630.000.000. angka tersebut belum ditambah tantiem(insentif kinerja),” terang Jajang.
Untuk anggota direksi masing-masing mendapatkan gaji pokok sebesar Rp. 117.000.000 perbulan, ditambah tunjangan perumahan sebesar Rp.27.500.000 perbulan, serta THR Rp. 117,000,000 ditambah insentif kinerja di tahun 2016 yang mencapai Rp. 1.975.957.380. Masing-masing anggota direksi dalam satu tahun mendapatkan total gaji sebesar Rp. 3.826.957.380.
Melihat fakta di atas, lanjut Jajang, tidak relevan lagi menyikapi kinerja Jasa Marga yang lamban. ” Dengan gaji selangit harusnya diimbangi dengan kinerja yang berkualitas, bukan malah sebaliknya,” tegas dia.
Mungkin hal ini juga yang mendorong Menteri Rini Sumarno mengangkat Warga Negara Asing memimpin beberapa BUMN, karena kebanyakan dirut yang di angkat mengecewakan seperti di Jasa Marga,” tutur dia.(d2/detakpos)