Khofifah Targetkan 2021 Seluruh Warga Jatim Terjangkau Listrik

Khofifah Targetkan 2021 Seluruh Warga Jatim Terjangkau Listrik

Bojonegoro- Pasangan kakek nenek Lami dan Suratin tersenyum girang ketika Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyalakan miniature circuit breaker (MCB) listrik di gubug rumahnya di Desa Pesen, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro, Jumat (24/5).

Ini menjadi kali pertama rumah mungil mereka bisa mendapatkan aliran listrik. Sebelumnya, rumah Lami bisa mendapatkan aliran listrik dengan menyambungkan alian listrik dari rumah tetangga di sampingnya.

Tak jarang rumah milik mereka sering padam aliran listriknya jika kabelnya tidak terawat. Korslet juga menjadi risiko yang harus mereka tanggung lantaran tidak memiliki suplai aliran listrik sendiri.

“Alhamdulillah. Ini berkah rumah kami bisa dapat listrik. Biasanya ya disumbang kabel listrik dari tetangga. Kalau samping mati ya kami juga nggak dapat listrik,” kata Lami.

Ia mengucapkan bererima kasih atas bantuan Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Gubernur Khofifah yang bahkan secara langsung menyapa dan memberikan instalasi listrik di rumahnya.

“Terima kasih bu Khofifah. Saya ini tinggalnya ya berdua. Anak cucu sudah rumah sendiri, meskipun rumah jelek begini yang penting nggak merepotkan,” katanya.

Lami dan Suratin adalah satu diantara 95 KK di Desa Pesen Kecamatan Kanor dan sebanyak 72 KK di Desa Kasiman Kecamatan Kasiman di Kabupaten Bojonegoro yang mendapatkan bantuan elektrifikasi instalasi listrik rumah tangga dari Pemerintah Jawa Timur.

Selain di Kabupaten Bojonegoro, Pemprov Jawa Timur juga memberikan bantuan elektrifikasi di Kabupaten Situbondo sebanyak 320 KK, lalu di Kabupaten Bondowoso sebanyak 150 KK, di Kabupaten Trenggalek sebanyak 200 KK dan di Kabupaten Pacitan sebanyak 200 KK.

“Saat ini masih ada 564 ribu rumah warga di Jawa Timur yang belum terelektrifikasi. Dalam rencana umum energi daerah, kita menargetkan tahun depan rasio elektrifikasi Jawa Timur mencapai 98 persen dan tahun 2021 sudah terelektrifikasi semuanya,” kata Khofifah.

Pencapaian target elektrifikasi tersebut dikatakan Khofifah akan lebih cepat tercapai jika turut dibantu oleh CSR baik BUMN maupun badan dan lembaga lainnya.

Menurutnya elektrifikasi ini akan menjadi pendorong bagi anak-anak untuk mendukung kegiatan belajar sekaligus juga bagi kegiatan ekonomi rumah tangga.

“Jika sebelumnya masih menggunakan minyak, lalu kehabisan, sekarang sudah bisa tenang, karena sudah teraliri listrik dengan baik,” kata Khofifah.

Di sisi lain, Kepala Dinas ESDM Setiajit mengatakan, hingga April 2019 rasio elektrifikasi Jawa Timur masih 95,84 persen atau sebanyak 564 ribu warga yang belum bisa menikmati listrik.

Oleh sebab itu Pemprov melakukan upaya penuh untuk bisa melakukan elektrifikasi. Dengan berkoordinasi dengan BUMD, BUMN dan juga PLN, Pemprov melakukan penyaluran instalasi listrik rumah tangga.

“Bantuan jaringan instalasi rumah tangga di tahun 2019 telah dialokasikan sebanyak Rp 1,6 miliar untuk 960 KK. Dengan daya 450 watt di setiap rumah tangga,” kata Setiajit.

  • Selain itu juga ada pulsa token listrik sebesar Rp 303 ribu. Yang jika dengan hitungan biaya listrik Rp 35 ribu per bulan dengan penggunaan listrik standar tiga lampu dan satu stop kontak, maka bisa digunakan sampai tujuh bulan. Selanjutnya warga dihimbau untuk nabung listrik misalnya sehari dua ribu ahir bulan dipakai bayar listrik.(d/5).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *