Lamongan Miliki Empat Program Jaga Lingkungan

Lamongan Detakpos – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lamongan, Jawa Timur, memiliki empat prioritas program menjaga lingkungan yaitu,  pengurangan emisi gas rumah kaca, mengatasi kerusakan lahan, pencemaran air permukaan dan meningkatkan kualitas sanitasi di tingkat rumah tangga.

Bupati Lamongan Fadeli, dalam release yang diterima detakpos di Bojonegoro, Sabtu (5/8/2017), menyatakan pemkab akan terus mendorong empat prioritas menjaga lingkungan di daerahnya. 

“Akselerasi pembangunan dan upaya menjaga kelestarian lingkungan hidup harus berjalan beriringan. Jangan sampai anak cucu kita tidak bisa menikmati sejuknya udara seperti yang hari ini masih bisa kita rasakan,” kata dia menjelaskan.

Sesuai data sebanyak 560 industri telah beroperasi di daerahnya ditambah kegiatan dari 1,3 juta penduduk  dengan timbulan sampah yang dihasilkan mencapai 2.147,63 meter kubik/hari.

“Timbulan sebanyak itu setara dengan 536,91 ton sampah setiap harinya.” ucapnya.

Program Lamongan and Grean (LGC) Plus cukup efektif mengurangi timbulan sampah hingga 16,72 persen sebelum masuk ke TPA Tambakrigadung. Ini karena LGC terintegrasi di dalamnya pengelolaan sampah berbasis masyarakat melalui TPS 3R (reduce, reuse, recycle).

“Dengan dukungan 1.158 Bank Sampah, program LGC Plus sanggup menurunkan emisi gas rumah kaca di sektor sampah hingga sebesar 18,25 persen,” katanya.

 Terkait isu kerusakan lahan, katanya,  banyak disebabkan masifnya penggunaan pupuk anorganik yang mencapai 70.210 ton pada 2015.

Oleh karena itu, ia menginisiasi pembukaan 30 ribu hektar lahan pertanian organik dan penerapan siklus Tersapu Jagat. Siklus akronim dari ternak sapi usaha jagung meningkat ini adalah upaya pemanfaatn limbah pertanian dan peternakan.

Dengan siklus ini, potensi limbah pertanian sebesar 1.261.439 ton pertahun dimanfaatkan secara tuntas sebagai pakan ternak. Demikian pula untuk potensi limbah peternakan sebesar 218.807,212 ton yang digunakan untuk pupuk organik.

Upaya ini mampu menurunkan kerusakan lahan biomas dari 40.809 hektare di 2015 menjadi 28.600 hektare di 2016. Sedangkan lahan kritis di luar hutan yang sebelumnya mencapai 4.657,8 hektare di 2015 turun menjadi 2174,6 hektare di 2016.

Untuk mengatasi pencemaran air permukaan, Pemkab Lamongan membanguan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) dengan kapasitas 2 meterkubik perhari. Juga dengan terus membanguan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal di pemukiman dan sekolah serta membangun IPAL di fasilitas kesehatan milik pemerintah.

Menyoal sanitasi rumah tangga, sampai dengan tahun 2015, masih ada 30.687 rumah yang belum memiliki jamban. Dengan beban pencemaran mencapai 120 ton pertahun.

Namun tahun ini Lamongan bakal berstatus Open Defecation Free (ODF/Bebas Buang Air Besar Sembarangan). Karean sebanyak 22.041 jamban dibangun selama 2016 dan 8.646 lainnya di 2017.

Inisiasi ini menjadikan Bupati Fadeli, satu dari sedikit kepala daerah yang diganjar Nirwasita Tantra dari Kementerian Lingkungan Hidup. Sebuah apresiasi untuk kepala daerah yang atas kepemimpinannya telah menetapak kebikan pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan.

Apresiasi ini melengkapi penghargaan Adipura kesepuluh yang diterima Lamongan. Itu termasuk 2 Adipura Kecana, 1  Adipura Kirana dan 7 Adipura. (tim detakpos)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *