Selama 2016 Target Pendapatan dari Pemerintah Pusat ”Meleset”

BojonegoroDetakpos – Dana Alokasi Khusus atau DAK merupakan salah satu target pendapatan Pemkab Bojonegoro yang menyumbangkan realisasi paling kecil dari target pendapatan lainnya di APBD 2016. ‘’Yang paling kecil realisasinya adalah DAK itu,’’ kata kepala Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD) Ibnu Soeyothi kepada Detakpos.

Dia menjelaskan, presentas realisasinya sendiri hanya 65,4 persen. Menurut dia pendapatan daerah sendiri terbagi atas dua yaitu Pendapatan Asli Daerah atau PAD serta Pendapatan transfer dari pemerintah pusat.

Di mana lanjut dia DAK sendiri yang masuk dalam pendapatan transfer dari pemerintah pusat. ‘’Dari target Rp 206 milliar lebih hanya terealisasi 135 milliar kalau penggunaanya dana sudah ditentukan pusat misal pembangunan pasar, gedung sekolah atau yang lainnya,’’ katanya.

Selain DAK dalam pendapatan trasfer dia menjelaskan hanya Dana Alokasi Umum atau DAU saja yang realisasinya mencapai 100 persen atau sekitar Rpo 949,118 Milliar. Sedangkan untuk DBH Migas yang masuk dalam dana transfer dari target Rp 850,3 Milliar hanya terealisasi sekitar Rp 664 Milliar lebih atau 78 persen saja. ‘’Untuk bagi hasil pajak dari target Rp 309 Milliar hanya tercapai Rp 245, 7 Milliar atau tujuhpuluh sembilan persen,’’ tuturnya.

Sementara dana perimbangan yang masuk dana transfer pusat dia menuturkan dari target Rp 2,3 trilliun hanya terealisasi Ro 1,9 trilun atau 86 persen. Sementara untuk pendapatan lain-lain yang sah Ibnu menambahkan sesuai target yaitu sebesar Rp 23 milliar lebih.

Ada juga dana transfer pemerintah pusat lainnya seperti dana penyesuain dan otonomi khusus tercapai Rp 99 persen lebih atau sekitar Rp 990 milliar,’’ imbuhnyaSementara total dana transfer lanjut dia dari target Rp 2,9 triliun hanya terealisasi Rp 2,6 triliun atau sekitar Rp 87 persen. Pria yang pernah menjabat Camat Gondang itu menyatakan unutk PAD sendiri tercapai 101 persen dari target Rp 334 milliar dimana telah terealisasi sekitar Rp 340 milliar lebih. Jadi pendapatan yang ‘’meleset’’ (baca-tidak terpenuhi ) adalah dana transfer dari pemeirntah pusat,’’ ungkapnya.

Seperti diberitakan dalam Laporan pertanggung jawaban pelaksaaan APBD 2016 Bupati Bojonegoro yang disampaikan di Paripurna DPRD beberapa waktu lalu menyatakan target pendapatan hanya tercapai 89 persen dari target Rp 3,34 triliun namun terealisasi sekitar Rp 3,004 triliun.(tim/detakpos)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *