Tugas Birokrasi Menjamin Manfaat Program Dirasakan Masyarakat.

 

Bismillahirrahmanirrahim,

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Salam Sejahtera Bagi Kita Semua,

Om Swastyastu, Namo Buddhaya, Salam Kebajikan,
***
Mimpi kita, cita-cita kita di tahun 2045 pada satu
abad Indonesia merdeka mestinya, Insya Allah, Indonesia telah keluar dari jebakan pendapatan
kelas menengah. Indonesia telah menjadi negara maju dengan pendapatan menurut hitung-hitungan Rp320 juta per kapita per tahun atau Rp27 juta perkapita per bulan. Itulah target kita.Target kita bersama.

Mimpi kita di tahun 2045, Produk Domestik Bruto Indonesia mencapai US$ 7 triliun. Indonesia sudah masuk 5 besar ekonomi dunia dengan kemiskinan
mendekati nol persen. Kita harus menuju ke sana.
Kita sudah hitung, sudah kalkulasi, target tersebut sangat masuk akal dan sangat memungkinkan
Untuk kita capai.

Namun, semua itu tidak datang otomatis, tidak datang dengan mudah. Harus disertai kerja keras, dan kita harus kerja cepat,
harus disertai kerja-kerja bangsa kita yang produktif.

Dalam dunia yang penuh risiko, yang sangat dinamis, dan yang kompetitif, kita harus terus
mengembangkan cara-cara baru, nilai-nilai baru. Jangan sampai kita terjebak dalam rutinitas yang
monoton.

Harusnya inovasi bukan hanya pengetahuan. Inovasi adalah budaya. Cerita sedikit, tahun
pertama saya di istana, saat mengundang masyarakat untuk halalbihalal, protokol meminta saya untuk berdiri di titik itu, saya ikut.

Tahun kedua, halalbihalal lagi, protokol meminta saya
berdiri di titik yang sama, di titik itu lagi. Langsung
saya bilang ke Mensesneg, “Pak, ayo kita pindah
lokasi. Kalau kita tidak pindah, akan jadi kebiasaan. Itu akan dianggap sebagai aturan dan bahkan nantinya akan dijadikan seperti undang-undang.”
Ini yang namanya monoton dan rutinitas. Sekali lagi, mendobrak rutinitas adalah satu hal.

Meningkatkan produktivitas adalah hal lain yang menjadi prioritas. Jangan lagi kerja kita berorientasi proses, tapi harus berorientasi pada hasil-hasil yang nyata.

Saya sering ingatkan ke para menteri, tugas kita bukan hanya membuat dan melaksanakan kebijakan, tetapi tugas kita adalah
membuat masyarakat menikmati pelayanan, menikmati hasil pembangunan.

Seringkali birokrasi melaporkan bahwa program sudah dijalankan, anggaran telah dibelanjakan, dan
laporan akuntabilitas telah selesai.

Kalau ditanya,
jawabnya “Program sudah terlaksana Pak.” Tetapi,
setelah dicek di lapangan, setelah saya tanya ke rakyat, ternyata masyarakat belum menerima
manfaat. Ternyata rakyat belum merasakan
hasilnya.

Sekali lagi, yang utama itu bukan prosesnya, yang utama itu hasilnya. Cara mengeceknya itu mudah.
Lihat saja ketika kita mengirim pesan melalui SMSbatau WA. Ada sent, artinya telah terkirim. Ada
delivered, artinya telah diterima. Tugas kita itu
menjamin delivered, bukan hanya menjamin sent.

Saya tidak mau birokrasi pekerjaannya hanya sending-sending saja. Saya minta dan akan saya paksa bahwa tugas birokrasi adalah making delivered. Tugas birokrasi itu menjamin agar
manfaat program dirasakan oleh masyarakat.

Para hadirin dan seluruh rakyat Indonesia yang saya banggakan,
Potensi kita untuk keluar dari jebakan negara berpenghasilan menengah sangat besar. Saat ini, kita sedang berada di puncak bonus demografi, di
mana penduduk usia produktif kita jauh lebih tinggi
dibandingkan usia tidak produktif. Ini adalah tantangan besar dan sekaligus juga sebuah
kesempatan besar. Ini menjadi masalah besar jika
kita tidak mampu menyediakan kesempatan kerja.

Tapi akan menjadi kesempatan besar jika kita mampu membangun SDM yang unggul. Dengan didukung oleh ekosistem politik yang kondusif dan dengan ekosistem ekonomi yang kondusif. Oleh karena itu, 5 tahun ke depan yang ingin kita
kerjakan:
Pertama, pembangunan SDM akan menjadi prioritas utama kita, membangun SDM yang
pekerja keras, yang dinamis. Membangun SDM yang terampil, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi.

Mengundang talenta-talenta global bekerja sama dengan kita. Itupun tidak bisa diraih dengan cara-cara lama, Cara-cara baru harus dikembangkan. Kita perlu endowment fund yang besar untuk manajemen SDM kita. Kerja sama dengan industri juga penting
dioptimalkan. Dan juga penggunaan teknologi yang
mempermudah jangkauan ke seluruh pelosok negeri.

Kedua, pembangunan infrastruktur akan kita lanjutkan. Infrastruktur yang menghubungkan
kawasan produksi dengan kawasan distribusi, yang mempermudah akses ke kawasan wisata, yang mendongkrak lapangan kerja baru, yang mengakselerasi nilai tambah perekonomian rakyat.

Ketiga, segala bentuk kendala regulasi harus kita sederhanakan, harus kita potong, harus kita
pangkas. Pemerintah akan mengajak DPR untuk
menerbitkan 2 undang-undang besar.

Pertama, UU
Cipta Lapangan Kerja.Kedua, UU PemberdayaanUMKM. Masing-masing UU tersebut akan menjadi Omnibus law, yaitu satu UU yang sekaligus merevisib beberapaUU, bahkan puluhan UU. Puluhan UU

yang menghambat penciptaan lapangan kerja langsung direvisi sekaligus. Puluhan UU yang
menghambat pengembangan UMKM juga akan
langsung direvisi.Keempat, penyederhanaan birokrasi harus terus kita lakukan besar-besaran. Investasi untuk penciptaan lapangan kerja harus diprioritaskan.
Prosedur yang panjang harus dipotong. Birokrasi
yang panjang harus kita pangkas.

Eselonisasi harus disederhanakan. Eselon I, eselon II, eselon III, eselon IV, apa tidak kebanyakan? Saya minta untuk disederhanakan
menjadi 2 level saja, diganti dengan jabatan
fungsional yang menghargai keahlian, menghargai
kompetensi. Saya juga minta kepada para menteri, para pejabat
dan birokrat, agar serius menjamin tercapainya tujuan program pembangunan. Bagi yang tidak
serius, saya tidak akan memberi ampun. Saya pastikan, pasti saya copot.

Pada akhirnya, yang kelima adalah transformasi ekonomi. Kita harus bertransformasi dari ketergantungan pada sumber daya alam menjadi daya saing manufaktur dan jasa modern yang
mempunyai nilai tambah tinggi bagi kemakmuran
bangsa demi keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia.

Para hadirin dan seluruh rakyat Indonesia yang
saya muliakan, pada kesempatan yang bersejarah
ini, perkenankan saya, atas nama pribadi, atas
nama Wakil Presiden K.H. Ma’ruf Amin, dan atas
nama seluruh rakyat Indonesia, menyampaikan
terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada Bapak Muhammad Jusuf Kalla yang telah
bahu-membahu menjalankan pemerintahan selama
5 tahun terakhir.

Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada
seluruh lembaga-lembaga negara, kepada jajaran
aparat pemerintah, TNI dan Polri, serta seluruh
komponen bangsa yang turut mengawal
pemerintahan selama 5 tahun ini sehingga dapat
berjalan dengan baik.
Mengakhiri pidato ini, saya mengajak saudara-
saudara sebangsa dan setanah air untuk bersama-
sama berkomitmen:
“Pura babbara’ sompekku…
Pura tangkisi’ golikku…”
“Layarku sudah terkembang…
Kemudiku sudah terpasang…”Kita bersama
Menuju Indonesia maju!!!
Terima kasih,
***

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh,
Semoga Tuhan Memberkati
Om Shanti Shanti Shanti Om,
Namo Buddhaya.

 

Editor: A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *