40,9 Juta Warga Indonesia Tinggal di Daerah Rawan Longsor

JakartaDetakpos – Sekitar 40,9 juta jiwa warga Indonesia tinggal di daerah rawan longsor sedang hingga tingggi, karena pemukimannya di pegunungan, perbukitan dan lereng-lereng yang curam dengan kemampuan mitigasi masih minim,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam release yang diterima detakpos di Bojonegoro, Minggu (4/3).

Menurut dia, saat musim hujan seperti saat ini longsor marak terjadi. Meskipun hanya berupa tanah longsor dengan skala kecil, akan tetapi menimbulkan korban jiwa, sebab di bawah longsoran terdapat rumah.

“Longsor penuh ketidakpastian. Sulit dideteksi dan diprediksi secara pasti kapan akan terjadi longsor. Meski tanah sudah bergerak, merekah hingga lebar mencapai 50 centimeter dengan panjang ratusan meter, namun tidak segera terjadi longsor,” kata dia menjelaskan.

Padahal, lanjut dia, masyarakat awalnya sudah mengungsi. Namun karena longsor tidak segera terjadi, bahkan hingga berbulan-bulan akhirnya masyarakat kembali ke rumah untuk bekerja dan melakukan aktivitas sehari-hari.

Begitu pula, lanjut dia, daerah rawan banjir makin meluas. Daerah yang semula tidak pernah terjadi banjir tiba-tiba terjadi banjir besar.

Lebih lanjut ia menjelaskan pengaruh antropogenik atau ulah manusia lebih dominan daripada faktor alam sebagai penyebab banjir.

Tingginya laju kerusakan hutan, lahan kritis, kerusakan lingkungan, degradasi sungai, lemahnya implementasi tata ruang, masih rendahnya budaya sadar bencana dan lainnya telah menyebabkan kerentanan meningkat.

“Perlu upaya keras untuk memulihkan kembali kualitas lingkungan. Pengurangan risiko bencana harus menjadi investasi pembangunan dan bagian dari kehidupan berbangsa dan bermasyarakat,” ujarnya.

Hanya saja, kata dia, pengurangan risiko bencana masih terpinggirkan dalam kehidupan kita sehari-hari.

Masyarakat dihimbau tetap meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi banjir, longsor dan puting beliung.

Potensi hujan selama Maret 2018 masih akan tetap tinggi. Sesuai prediksi BMKG, curah hujan dengan intensitas tinggi berpotensi terjadi di Jawa Barat bagian tengah hingga timur, Jawa Tengah, DIY dan Jawa Timur,” kata dia menegaskan.

Ia menambahkan  kondisi tanah sudah jenuh air sehingga mudah terjadi banjir dan longsor. Sebaliknya di daerah-daerah yang dilintasi atau berada di sekitar garis khatulistiwa seperti Riau, Sumatera Utara, Kalimantan Barat, dan  Kalimantan Tengah akan makin kering.

“Ya berpotensi meningkatnya kebakaran hutan dan lahan,” ujarnya seraya menambahkan  gempabumi dan tsunami dapat terjadi kapan saja. (*/d1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *