Banjir Bengawan Solo di Hilir Jatim Meluas

Penawarta: Hadi

Bojonegoro Detapos – Banjir luapan Bengawan Solo di daerah hilir Jawa Timur, Bojonegoro, semakin meluas dengan ketinggian air di taman Bengawan Solo (TBS) mencapai 15,02 meter (siaga III-merah), Jumat (23/2) pukul 17.00 WIB.

Dari laporan yang diterima Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro banjir luapan sungai terpanjang di Jawa di daerah setempat mulai merendam persawahan, pemukiman warga di sejumlah kecamatan, salah satunya di Kecamatan Kanor.

Sejumlah desa di Kecamatan Kanor, para petani memanen tanaman padi secara paksa, karena mulai terendam air luapan Bengawan Solo.

Seperti yang dilakukan petani di Desa Tambahrejo, Kecamatan Kanor, Sarno, bahwa tanaman padi di sawahnya dipanen, meskipun belum waktunya panen akibat terendam air banjir.

“Normalnya panen masih 20 hari lagi, tapi karena air cepat naik maka langsung kita lakukan panen paksa. Ini masih berumur 70 hari,” kata dia.

Ia mengaku maklum dengan tanaman padinya yang terendam air banjir, sebab sawahnya lokasinya di tepian Bengaan Solo, selain lokasinya di dalam tanggul negara.

Dari keterangan yang diperoleh petani di sejumlah desa di Kanor, yang memanen paksa tanaman padinya luasnya mencapai 300 hektare.

Akibat panen tanaman padi paksa, menurut para petani, kualitas beras juga menurun, selain produksinya.

“Air cepat sekali naiknya. Daripada nanti rugi mending kita panen meski belum waktunya,” ucapnya.

Sementara itu sejumlah desa lain, seperti Temu dan Prigi para petani baru saja usai melakukan tanam padi. Padi mereka dipastikan tenggelam karena air dipersawahan terus naik.

Bupati Bojonegoro Suyoto menambahkan, kondisi air Sungai Bengawan Solo di wilayah sudah masuk siaga merah dengan ketinggian 15.00 meter. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *