BNPB: Pengungsi Longsor Ponorogo Meningkat 341 Jiwa

Ponorogo – Detakpos – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan jumlah pengungsi longsor di Ponorogo, Jawa Timur, meningkat menjadi 341 jiwa yang sebelumnya 249 jiwa, karena ada ancaman tanah longsor, Senin.

“Potensi ancaman longsor terjadi karena ada tanah retak disertai bunyi gemuruh sangat keras sbanyak 21 kali di Desa Dayakan ,Kecamatan Badegan,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho, dalam relesenya.

Sesuai data lebar tanah yang retak mencapai sekitar panjang 300 meter, lebar 40 centimeter dan kedalaman 3 meter di Watuagung.

Warga terdampak sebanyak 91 orang yang berlokasi di Dukuh Kliur RT. 8 yang berada langsung di bawah Dusun Watuagung ikut mengungsi sehingga keseluruhan pengungsi berjumlah 341 orang.

“Sebanyak 22 unit rumah rusak dari total 69 unit rumah yang terdampak sehingga penghuninya dikosongkan seluruhnya,” jelas dia.

Menurut dia, masyarakat dilarang melakukan aktivitas di rumahnya dan di sekitar daerah terlarang untuk mengantisipasi kemungkinan longsor.

Seluruh pengungsi, lanjut dia,  ditempatkan 2 tenda pengungsi, SD 2 Dayakan dan rumah penduduk yang ditunjuk sebagai tempat pengungsian yakni rumah Mariman, Sriyono, Nyaman, Mujoko, Siman, Giyanto.

Selain itu, BPBD Ponorogo juga telah mendirikan Posko di Balai Desa Dayakan, sebagai antisipasi adanya ancaman longsor susulan.

Pemantauan dan koordinasi dilakukan bersama dengan Muspika dan Perangkat Desa. BPBD bersama TNI, Polri, Tagana, PMI, SKPD, relawan dan masyarakat memberikan bantuan logistik, tenda, tikar, selimut, terpal, kebutuhan air bersih, MCK dan lainnya.

BMKG Tretes Malang telah memasang seismograf untuk mendeteksi gempa dan getaran tanah.

Kebutuhan mendesak adalah kebutuhan keperluan balita, keperluan mandi, pakaian layak pakai, pelayanan kesehatan, sanitasi dan lainnya.

Sementara itu pencarian 24 korban hilang yang tertimbun longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo telah dihentikan.

Kondisi medan yang berat dan adanya ancaman longsor susulan menyebabkan semua pihak menyepakati bahwa pencarian korban dihentikan.

Masyarakat telah mengikhlaskan anggota keluarga yang belum berhasil ditemukan menyusul adanya longsoran susulan yang cukup besar pada Minggu (9/4/2017).

Dengan demikian, dari 28 korban jiwa yang tertimbun longsor di Desa Banaran Kecamatan Pulung Kabupaten Ponorogo pada 1 Arpil 2017, di antaranya, empat korban berhasil ditemukan dan 24 orang dinyatakan hilang.
“Saat ini sebanyak 300 jiwa masih mengungsi. Kebutuhan dasar bagi pengungsi mencukupi,” ucapnya.

sesuai rencana, lanjut dia, sebagian besar warga akan direlokasi pemkab setempat, tetapi untuk lokasinya masih dicarikan di tempat yang aman..

Ia mengimbau masyarakat meningkatkan kewaspadaannya mengingat potensi longsor masih tinggi di wilayah Ponorogo.

Pertimbangannya hujan berintensitas tinggi masih berpeluang hingga awal Mei, apalagi kondisi tanah di daerah setempat sudah jenuh air.

“Batuan di daerah setempat sudah banyak yang mengalami pelapukan sehingga mudah longsor,” tambahnya. (tim detakpos)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *