BPBD Bali Perkirakan Pengungsi Gunung Agung Bertambah

KarangasemDetakpos – Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bali memperkirakan jumlah pengungsi akibatmeningkatnya aktivitas Gunung Agung di Karangasem, akan terus bertambah sejak ditetapkannya status awas (Level 4) Gunung Agung, pada 22 September  pukul 20.30 Wita.

“Pendataan masih dilakukan oleh BPBD. Diperkirakan jumlah pengungsi masih bertambah,” kata Kepala Pusat Data dan Informasi BNPB Sutopor Purwo Nugroho, dalam release yang diterima detakpos di Bojonegoro, Sabtu (23/9).

Sesuai data yang dihimpun Pusdalops BPBD Bali hingga siang ini tercatat 15.142 jiwa pengungsi yang tersebar di 125 titik pengungsian.

Pengungsi tersebar di tujuh kabupaten di sekitar Gunung Agung yaitu di Kabupaten Badung 5 titik (35 jiwa), Kabupaten Bangli 17 titik (465 jiwa), Kabupaten Buleleng 10 titik (2.423 jiwa), Kabupaten Denpasar enam titik (343 jiwa), Kabupaten Giayar sembilan titik (182 jiwa).

Selain itu di Kabupaten Karangasem 54 titik (7.852 jiwa), Kabupaten Klungkung 21 titik (3.590 jiwa) dan Kabupaten Tabanan 3 titik (252 jiwa).

Menurut dia, para pengungsi  berada di GOR, balai desa  banjar, rumah penduduk dan kerabatnyam juga sejumlah titik lainnya.

“Banyak titik pengungsian menyebabkan distribusi logistik dan bantuan terkendala karena petugas harus menyalurkan ke lokasi pengungsian yang terpencar,” ucapnya.

Namun, menurut dia, rasa solidaritas yang tinggi sesama masyarakat, banyak yang menawarkan rumah dan bangunannya untuk digunakan sebagai tempat pengungsian seperti yang dilakukan oleh warga yang bisa menampung 50 orang beserta fasilitas air bersih, tempat tidur dan makanan sehari-hari di Pejeng Kangin Tampak Siring.

Begitu juga warga bernama Nyoman Suardika yang menyediakan tempat penampungan ternak di wilayah Besang Kawan Klungkung secara gratis. Bahkan juga menyediakan tempat pengungsian di dekatnya untuk kapasitas 30 orang sehingga bisa mencari pakan ternaknya.

Bantuan masyarakat secara swadaya juga banyak dilakukan. Ini adalah modal sosial yang luar biasa. Masyarakat secara mandiri dan spontan saling membantu anggota masyarakat yang mengungsi. Upaya masyarakat ini layak diapresiasi dan didorong agar tidak bergantung pada bantuan pemerintah.

“Pemerintah pasti akan memberikan bantuan kepada para pengungsi namun ada beberapa kendala di lapangan yang sangat dinamis.

BPBD telah membangun Posko Tanggap Darurat,” katanya. (*/d1/detakpos)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *