Bupati Lamongan Minta Guru Manfaatkan Buku Sejarah

Lamongan Detakpos –  Bupati Lamongan, Jawa Timur, Fadeli meminta agar guru sejarah menggunakan Sejarah Lamongan Dari Masa ke Masa sebagai referensi pembelajaran kepada siswa.

“Saya sudah membaca sepintas buku sejarah Lamongan dari masa ke masa. Buku ini menurut saya dapat dijadikan referensi oleh guru sejarah di sekolah-sekolah dalam pembelajaran terhadap siswa, ” kata dia saat Bedah Buku Sejarah Lamongan Dari Masa, Kamis (16/11).

Ia meminta materi sejarah daerahnya diperbanyak agar generasi muda tahu dan bangga dengan kebesaran sejarah Lamongan.

Kepala Dinas Perpustakaan Daerah Tony Tamtama Djati menyebutkan bahwa Buku Sejarah Lamongan Dari Masa ke Masa  telah selesai disusun pada 2016.

Namun baru sekarang dilakukan bedah buku dengan mendatangkan narasumber sekaligus Ketua Tim Penyusun dari Tim Unit Kajian Kebudayaan Jawa Timur (UK2JT) DR. Sarkawi B. Husain.

“Buku Sejarah Lamongan Dari Masa Ke Masa ini merupakan buku yang disusun oleh Pemkab Lamongan bekerjasama dengan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya, “ jelas Tomy Tamtama.

Buku Sejarah Lamongan Dari Masa Ke Masa memuat perjalanan Lamongan yang disebut oleh banyak ahli pernah menjadi pusat pemerintahan Raja Airlangga pada abad XI Masehi.

Buku ini mengungkapkan arti penting Lamongan dalam historiografi, yang tidak hanya karena banyaknya peninggalam masa Airlangga tetapi juga dalam periode sejarah berikutnya.

Termasuk ketika Islam masuk ke Nusantara. Lamongan muncul sebagai pusat keagamaan baru, yang ditandai dengan peranan Sunan Drajat yang karir keagamaannya banyak dihabiskan di Lamongan.

Pada masa Islam inilah, menurut versi buku ini, kemudian menjadi tonggak penting berdirinya Kabupaten Lamongan.

Dalam buku ini juga menceritakan perjuangan masyarakat Lamongan yang dari kondisi geografis dan ekologinya kurang menguntungkan. Handicap ini pula yang disimpulkan menjadi faktor utama pembangunan ekonomi Lamongan tidak secepat daerah-daerah lainnya di Jawa Timur.

Namun Lamongan memiliki keunggulan dalam kualitas dan kuantitas produksi. Itu terkait dengan keberadaan laut dan sungai serta peningkatan produksi pertanian sebagai bagian program ketahanan pangan masyarakat.

Salah satu yang kemudian paling menonjol adalah percepatan daerah yang dialiri Sungai Bengawan Solo ini untuk sejajar, bahkan lebih baik dari daerah lain yang sudah lebih dulu melesat.

Seperti baru-baru ini dengan penerapan secara masif dan terstruktur pertanian jagung modern. Sehingga mampu mendongkrak produksinya hingga lebih dari 30 persen. (*/d1/detakpos)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *