Bojonegoro – Detakpos – Alat berat “crane” yang akan dimanfaatkan untuk memasang gelagar jembatan Bengawan Solo yang menghubungkan Kecamatan Trucuk dengan Kecamatan Kota, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terguling, Minggu (8/10).
Kepala Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan Ruang Pemerintah Kabupaten (Pemkab)Bojonegoro Antonius Andi Tjandra, dimintai konfirmasi detakpos membenarkan adanya musibah crane yang dimanfaatkan di lokasi jembatan Bengawan Solo terguling.
Untuk pemasangan gelagar jembatan, kata dia, kontraktor membuat pondasi di tebing sisi barat di Trucuk dan timur di Kecamatan Kota.
“Tetapi ketika crane dipasang di pondasi kondisi tebing bergeser sehingga keseimbangan crane terganggu hingga akhirnya terguling,” kata dia menjelaskan. “Dalam kejadian itu tidak ada korban jiwa,” tambahnya.
Penanganannya,lanjut dia, akan didatangkan mobil yang akan dimanfaatkan untuk mengangkat crane.”Untuk mengangkat crane dibutuhkan waktu sepekan,” ucapnya.
Menurut dia, dengan adanya kejadian crane terguling, maka pekerjaan pembangunan jembatan di sisi barat di Trucuk dihentikan.
Meskipun demikian, kata dia, pekerjaan pembangunan jembatan Bengawan Solo Trucuk-Kota tidak terganggu, karena pekerjaan bisa beralih di sisi timur.
“Kalau crane sudah terangkat maka pekerjaan pemasangan gelagar jembatan di bagian barat bisa dilanjutkan,” ucapnya.
Sesuai data pada Dinas Pekerjaan Umum Bina Marga dan Penataan ruang menyebutkan jembatan Bengawan Solo Kota-Trucuk dengan kontraktor PT Bintang Sembilan Indah Malang dibangun dalam dua tahap sejak Pebruari 2016.
Untuk tahap pertama untuk pondasi jembatan juga pekerjaan lainnya menelan biaya Rp25 miliar pada 2016 dan Rp58 miliar pada 2017. Pembangunan jembatan Bengawan Solo di daerah setempat memiliki panjang 145 meter, lebar 9,75 meter dengan model lengkung “grider” dengan bahan baja.(*/d1/detakpos)