Dipastikan Kesiapsiagaan DIY Hadapi Erupsi Merapi 

YogyakartaDetakpos-Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial RI Harry Hikmat mengungkapkan masyarakat Yogyakarta siap siaga apabila sewaktu-waktu terjadi erupsi Gunung Merapi.

Hal ini disampaikan Dirjen kepada media usai meninjau kesiapan berbagai unsur penanggulangan bencana yang ada di bawah koordinasi Kementerian Sosial yakni Posko Induk Tagana DIY, Gudang Logistik Penanggulangan Bencana Dinas Sosial DIY, Kampung Siaga Bencana (KSB) Minomartani, Barak Pengungsian Minomartani dan KSB Umbulharjo yang berjarak sekitar 10 km dari puncak Gunung Merapi.

“Saya pastikan ketersediaan logistik, kesiapan masyarakat, kesiapan Tagana dan pemerintah daerah, semua berjalan on the track sehingga bila terjadi bencana semua unsur sudah siap,” tegasnya kepada media di Yogyakarta, Rabu (30/5).

Dirjen mengatakan kesiapsiagaan menghadapi bencana sangat penting bagi semua pihak mengingat Yogyakarta dan sekitarnya merupakan wilayah yang rawan bencana. Kehadiran Tagana dan Tim KSB bersama Dinas Sosial sangat penting dalam menentukan upaya mitigasi dalam mengurangi resiko bencana Gunung Merapi.

“Kesiapsiagaan ini menjadi keharusan. Ada atau tidak ada bencana kita harus menyadari wilayah DIY terutama yang dekat Merapi harus mulai hidup harmoni dengan lingkungan bencana. Living in the harmony with disaster,” paparnya.  

Di Posko Induk Tagana DIY, Dirjen melihat Tagana telah menyiapkan sebuah sistem informasi dengan memanfaatkan Google Earth untuk memetakan dan memperbarui informasi dan data logistik bencana, permakanan, peta potensi wilayah terancam, kesiapan Kampung Siaga Bencana, perkiraan penyintas/ pengungsi, mengetahui jenis kebutuhan dasar pengungsi di setiap titik pengungsian, stok logistik.

“Ini adalah inovasi yang sangat bagus. Informasi semacam ini sangat diperlukan untuk memastikan seluruh kebutuhan pengungsi dan warga terdampak dapat terpenuhi dan memastikan setiap penanganan kebencanaan telah dilakukan dengan tepat dan sesuai kebutuhan,” katanya.

Di Gudang Logistik Penaggulangan Bencana Dinas Sosial DIY, Dirjen juga melihat langsung jenis dan jumlah logistik maupun permakanan dan memastikan jumlahnya mencukupi bila terjadi bencana. Peninjauan kemudian dilanjutkan ke lokasi KSB Bimosakti Desa Bimomartani, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman untuk meninjau kesiapsiagaan Tim KSB Bimomartani sekaligus meninjau Barak Pengungsian Bimomartani.

“Tagana dan Tim Kampung Siaga Bencana adalah andalan bangsa dan negara dalam kebencanaan. Saudara-saudara adalah para Pejuang Kemanusiaan yang luar biasa,” tuturnya. Seperti diketahui sejak 11 Mei 2018 lalu hingga siaran pers ini diturunkan, terjadi sejumlah letusan freatik dan magmatik dari erupsi Gunung Merapi.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) bahkan mencatat sejumlah aktivitas kegempaan di Gunung Merapi masih terjadi hingga hari ini, Rabu (30/5) pukul 00.00 hingga 06.00 WIB.

Saat ini, Merapi masih berstatus waspada (Level II) dan BPPTKG mengeluarkan rekomendasi yang dirilis pada 25 Mei yakni: (1) Radius 3 km dari puncak Gunung Merapi dibatasi dari aktivitas penduduk, (2) Penduduk yang tinggal dan beraktivitas di luar radius 3 km dapat terdampak abu letusan namun tidak membahayakan jiwa,

(3) Jika terjadi perubahan aktivitas Gunung Merapi yang signifikan maka status aktivitas Gunung Merapi akan segera ditinjau kembali, (4) Letusan masih mungkin terjadi dalam waktu yang akan datang, masyarakat yang bermukim di sekitar Gunung Merapi agar meningkatkan kesiapsiagaan dan mengantisipasi bahaya abu.(dib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *