Indahnya Bunga, Tak Seindah Siklon Tropis Bernama Bunga

Cempaka dan Dahlia saat ini menjadi trending topik. Dampak yang ditimbulkan siklon tropis Cempaka memang luar biasa. Puluhan korban meninggal dunia, jutaan masyarakat terdampak dan kerugian ekonomi mencapai triliunan rupiah.

Saat ini siklon tropis Dahlia juga sedang mempengaruhi cuaca wilayah Jawa.  Banyak masyarakat yang bertanya-tanya mengapa siklon tropisnya bernama bunga? Media dan publik banyak menanyakan hal itu ke BNPB. Kami selalu sarankan menanyakan ke BMKG sebagai institusi yang lebih kompeten.

Namun, masih banyaknya yang bertanya, maka untuk lebih menyebarluaskan pengetahuan agar masyarakat dapat memahami dan mengantisipasi dampak siklon tropis, tidak ada salahnya kami ikut membantu tugas BMKG menjelaskan.

Wilayah Indonesia memang rawan dari pengaruh siklon tropis. Siklon tropis adalah badai dengan kekuatan yang besar yang radiusnya rata-rata sekitar 150-200 kilometer. Siklon tropis terbentuk di atas lautan luas yang umumnya mempunyai suhu permukaan air laut hangat. Padanan siklon tropis dikenal dengan berbagai istilah, yaitu badai tropis atau “typhoon” atau “topan” jika terbentuk di Samudera Pasifik Barat, sedangkan siklon atau “cyclone” jika terbentuk di sekitar India atau Australia, dan “hurricane” jika terbentuk di Samudera Atlantik. Hanya beda istilah, namun fenomenanya sama. Rata-rata umurnya sekitar 7 hari mulai dari tumbuh hingga punah.

Mengapa digunakan nama bunga untuk menamai siklon tropis? Penamaan siklon siklon tropis di Indonesia dan negara lain sengaja menggunakan istilah yang populer di negara masing-masing. Penamaan siklon diserahkan ke masing-masing regional. Penamaan menggunakan nama yang mudah dikenal sehingga mudah lekat dengan masyarakat di wilayah tersebut. Namanya tidak terkesan menakutkan.

Setelah terbentuk Pusat Peringatan Siklon Tropis (TCWC, Tropical Cyclon Warning Center) di Jakarta yaitu di BMKG pada tahun 2008, Indonesia menamakan siklon tropis yang masuk ke wilayah dengan menggunakan nama bunga. Penamaan sesuai abjad sesuai ketentuan WMO (Badan Meteorologi Dunia).

Jadi jelas, tujuan utama penamaan siklon tropis pada dasarnya agar orang-orang dengan mudah memahami dan mengingat siklon tropis di suatu wilayah, sehingga dapat membantu meningkatkan peringatan dini, kesiapsiagaan, manajemen bencana dan pengurangan risiko bencana dari pengaruh siklon tropis. TCWC Jakarta memilih menggunakan nama bunga asli Indonesia yang mudah dikenal. Bukan nama tokoh wayang, nama gunung, nama orang atau lainnya. Bunga bagi masyarakat mudah diingat. Meski siklon tropis bernama bunga tersebut akan seindah dan seharum bunga.

Sudah ada 4 siklon yang berada di wilayah Indonesia yang namanya diberi nama dengan bunga sejak tahun 2008, yaitu siklon tropis Anggrek pada 2010, Bakung pada 2014, Cempaka pada 2017, dan Dahlia pada 2017.

Organisasi Meteorologi Dunia (WMO) selalu memantau penamaan siklon tropis di masing-masing regional. TCWC regional harus menyiapkan nama yang banyak dan mudah dihafal. Sebelumnya penamaan dilakukan acak dan bebas. Sejak pertengahan 1900-an penamaan siklon menggunakan istilah feminin. Sebelum akhir 1900-an, para ahli prakiraan cuaca di Hampshire Selatan memberi nama badai dengan nama pria. Agar sistem penamaan lebih terorganisasi dan efisien, para pakar meteorologi kemudian memutuskan memberi nama siklon secara alphabet. Namanya diawali dengan huruf ‘A’, seperti Anne.

Sejak 1953, badai tropis di Atlantik sudah diberi nama menggunakan daftar yang dikeluarkan oleh Pusat Badai Nasional. Istilah yang terdaftar itu menggunakan nama perempuan. Lalu pada 1979, nama pria mulai digunakan sebagai alternatif. Enam dari daftar nama dirotasi, dengan demikian nama yang sudah digunakan pada 2015 akan dipakai lagi pada 2021. Namun, sesuai aturan WMO, siklon yang menyebabkan dampak mematikan dan merusak hebat tidak akan digunakan lagi.

Sesuai ketentuan WMO, ada 10 area penamaan siklon yang diberi kewenangan memberikan nama yang mudah dikenal masyarakat setempat yaitu:

1.    Nama di Laut Karibia, Teluk Meksiko dan Atlantik Utara.
2.    Nama di Pasifik Timur-Utara.
3.    Nama di Pasifik Utara-Tengah.
4.    Nama di Pasifik Utara-Barat dan Laut China Selatan.
5.    Wilayah TCWC Australia.
6.    Wilayah Regional Spesialis Meteorologi Nadi.
7.    Wilayah TCWC Port Moresby.
8.    Wilayah TCWC Jakarta.
9.    Nama Samudra Hindia Utara.
10.  Nama Samudra Hindia Barat Daya.

Untuk TCWC Jakarta sudah menyiapkan nama bunga sesuai urut abjad yaitu Anggrek, Bakung, Cempaka,  Dahlia, Flamboyan, Kenanga, Lili, Mangga, Seroja, dan Teratai. Sedangkan alternatif untuk menggantikan nama siklon yang pensiun menggunakan nama buah, yakni Anggur, Belimbing, Duku, Jambu, Lengkeng, Melati, Nangka, Pisang, Rambutan, dan Sawo.

Menurut klimatologinya, wilayah Indonesia yang terletak di sekitar garis khatulistiwa termasuk wilayah yang tidak dilalui siklon tropis. Jadi siklon tropis tidak akan sampai ke garis khatulistiwa. Namun demikian banyak juga siklon tropis yang tumbuh di dekat wilayah Indonesia, baik di bagian utara dan selatan khatulistiwa yang memberikan dampak terhadap cuaca di Indonesia.

Yang penting pada saat musim penghujan seperti saat ini kita harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan menghadapi banjir, longsor dan puting beliung. Puncak musim hujan sebagian besar wilayah Indonesia pada Januari mendatang. Tidak ada siklon tropis saja bencana sering terjadi, apalagi ada siklon tropis yang posisinya di dekat dengan wilayah Indonesia. Bisa dipastikan cuaca ekstrem akan terjadi.

Masyarakat dihimbau untuk selalu waspada. Bencana akan hadir saat kita tidak siap. Apalah arti nama siklon yang indah jika kita tidak siap menghadapi bencana yang bisa datang kapan saja. Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai siklon tropis silakan menghubungi BMKG. (*)

Sutopo Purwo Nugroho
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB (Juga dosen di pascasarjana di Unhan, UI dan IPB)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *