Jelang New Normal, Jatim Malah Terbanyak Kasus Positif Covid-19

SurabayaDetakpos-Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 mencatat lima besar dengan kasus positif terbanyak secara kumulatif, yaitu Jawa Timur 15.484, DKI Jakarta 13.488, Sulawesi Selatan 6.488, Jawa Tengah 5.203 dan Jawa Barat 4.843.

Berdasarkan data yang diterima Gugus Tugas dari 34 Provinsi di Tanah Air, Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah penambahan kasus sembuh tertinggi yakni 8.645, disusul Jawa Timur sebanyak 5.582, Sulawesi Selatan 2.446, Jawa Barat 1.811, Jawa Tengah 1.717 dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 32.651 orang. Demikian Juru Bicara Pemerintah untuk COVID-19 Achmad Yurianto.

Sementara itu Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa mengajak komunitas pers menguatkan partipasinya dalam upaya pencegahan penyebaran Covid-19. Salah satunya dengan mensosialisasikan lebih masif penerapan protokol kesehatan kepada masyarakat luas.

Seperti menggunakan masker atau face shield beserta manfaatnya, cuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, dan sebagainya.

“Masih banyak masyarakat yang belum memahami manfaat menggunakan masker serta face shield dan juga belum mengetahui fungsinya. Karena itu, teman-teman media saya mohon terus menyosialisasikannya langsung ke masyarakat,” kata Khofifah saat menjadi keynote speaker dalam acara Media Gathering, di Hotel Mercure Grand Mirama Surabaya, Jalan Darmo Surabaya, Kamis (9/7).

Acara media gathering tersebut mengambil tema “Penanganan Covid-19 dan Kesiapan Jawa Timur dalam Memasuki New Normal Life: Strategi Komunikasi Publik, Saran, dan Masukan Insan Media”.

Menurut Khofifah, media merupakan salah satu elemen dari pentahelix yang saling mensupport untuk menyosialisasikan berbagai hal. Termasuk dalam hal penerapan protokol kesehatan dalam kehidupan masyarakat.

“Kembali kita sampaikan, pentahelix harus turun ke masyarakat dan terlibat aktif. Berarti kalau pentahelix ada awak media di dalamnya. Ada kampus di dalamnya, ada masyarakat berada dalam garda terdepan, ada pemerintah dan ada private sektor,” terang Khofifah.

Untuk menjelaskan perubahan perilaku, lanjutnya, dengan perspektif melindungi bukan hal yang mudah. Sosialisasi harus terus dilakukan secara kontinyu dan berkelanjutan sesuai dengan bahasa, adat dan budaya masyarakat.

Dicontohkan sosialisasi terhadap penggunaan masker bisa dijadikan dress code dalam berbagai kegiatan. Dengan menjadi dress code, maka bisa sebagai standar bagi masyarakat.(d)2-/hms).

Editor: AAdib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *