Kekeringan Meluas, 9.940 Ha Gagal panen

 

JakartaDetakpos– Kekeringan semakin memburuk dan meluas hingga ke tujuh provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat, Jawa Tengah, DI Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur, serta 9.940 hektare (ha) lahan dinyatakan gagal panen akibat kekeringan

Ketua DPR Bambang Soesatyo (Bansoet) mendesak Pemerintah Pusat bersama Pemerintah Daerah (Pemda) dan instansi/lembaga terkait berkomitmen membuat strategi jangka pendek dan panjang dalam upaya penanganan kekeringan tersebut.

Menurut Bamsoet, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) perlu rutin melakukan pendistribusian air bersih ke wilayah yang berpotensi mengalami kekeringan dan menambah jumlah mobil tangki.

“Pemerintah perlu melakukan revitalisasi Daerah Aliran Sungai (DAS), danau, serta membuat embung atau waduk yang dapat menampung air dalam jumlah yang banyak,”ungkap Bamsoet di Jakarta, kemarin.

Selain itu juga mendorong pemerintah mempersiapkan alokasi dana guna menangani fenomena kekeringan yang terjadi di sejumlah daerah.

Kementerian Pertanian (Kementan) bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR), Dinas Pertanian dan Dinas Pekerjaan Umum Daerah untuk melakukan perbaikan sistem irigasi di lahan-lahan pertanian.

“Terutama di daerah-daerah yang sering mengalami kekeringan, guna meminimalisir terjadinya gagal panen ke depannya.”

Apalagi puncak kekeringan diprediksi oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) akan terjadi di bulan Agustus;

Mendorong Kementan bersama Dinas Pertanian dan Pemerintah Daerah (Pemda) untuk memberikan penyuluhan dan sosialisasi kepada petani mengenai lahan yang dimiliki

Hal itu, lanjut dia, petani dapat menanam jenis tanaman sesuai dengan kondisi lahan yang ada, seperti dengan memperkenalkan padi gogo kepada para petani sebagai alternatif padi yang lebih tahan terhadap kekeringan ataupun beralih ke tanaman palawija.

“Termasuk mempersiapkan alat pompa di lahan-lahan yang masih memiliki potensi air, sehingga tidak menghambat hasil produksi pangan.”

Mendorong BMKG untuk terus mengupdate situasi cuaca terkini, baik melalui media cetak, siber, maupun siaran, agar masyarakat dapat melakukan antisipasi dalam menghadapi kondisi cuaca, terutama kepada petani, mengingat perlu waktu untuk mempersiapkan kondisi pertanian agar tidak terjadi gagal panen;

” Mengimbau masyarakat untuk menghemat penggunaan air, membuat sumur resapan yang dapat menampung air, dan secara rutin melakukan kegiatan tanam pohon bernilai ekonomis-ekologis guna menjaga resapan air di lingkungan sekitar rumah.”(dib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *