Kembali Siaga, Masyarakat Jauhi Radius 2 Km dari Kawah

Jakarta-Detakpos-Visual gunungapi Karangetang, dari kemarin hingga Selasa (12/2), terlihat jelas hingga tertutup kabut.

Asap kawah utama teramati berwarna putih tebal setinggi 150 meter. Hembusan asap dari Kawah II teramati berwarna putih – kelabu setinggi 50 m diatas puncak.

Angin bertiup lemah ke arah selatan dan barat. Suara gemuruh lemah sampai agak kuat terdengar sampai di Pos Pengamatan Gunungapi Karangetang.

Panjang tumpukan/leleran lava Sungai Melebuhe lk 3.500 meter dari puncak kawah II. Di ujung tumpukan/leleran lava terjadi penguapan dan menimbulkan kepulan asap putih tebal mengepul dan guguran dari pinggiran tubuh lava sering terjadi yang menimbulkan asap coklat, kelabu, terkadang kehitaman tipis sampai tebal.

Saat ini aliran lava sudah mencapai laut. Rekaman seismograf Gunung Karangetang yang tercatat di Pos Pengamatan Gunungapi Karangetang tanggal 11 Februari 2019 menunjukkan adanya 42 kali gempa Hembusan, 1 kali gempa Vulkanik Dangkal, dan tremor menerus dengan amplitudo 0,25 mm, dominan 0,25 mm. Saat ini aktivitas Gunungapi Karangetang berada pada Level III (siaga).

PVMBG mengimbau agar masyarakat di sekitar Gunungapi Karangetang dan pengunjung/wisatawan agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian, dan tidak beraktivitas di dalam zona bahaya yaitu radius 2.5 km dari puncak Kawah Dua (Kawah Utara) dan Kawah Utama (selatan) serta area perluasan sektoral dari Kawah Dua ke arah Barat-Baratlaut sejauh 3 km dan ke arah Baratlaut-Utara sejauh 4 km.

“Kami juga merekomendasikan agar masyarakat di sekitar Gunungapi Karangetang yang berada di area Baratlaut-Utara dari Kawah Dua, di antaranya Desa Niambangeng, Desa Beba dan Desa Batubulan agar dievakuasi ke tempat yang aman dari ancaman guguran lava atau awan panas guguran Gunungapi Karangetang yaitu di luar zona bahaya,” tutur Kasbani.

Selain itu, masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunungapi Karangetang agar meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai. Masyarakat disekitar Gunungapi Karangetang juga dianjurkan untuk menyiapkan masker penutup hidung dan mulut, guna mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.(DKD). Demikian Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik, dan Kerja Sama Agung Pribadi.

Sumber : Tim Komunikasi ESDM

Editor: A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *