Kesetiaan Slamet Diuji di Tanah Suci

KESETIAAN pasangan ini justru saat mendapat cobaan, bukan ketika mendapat kelapangan.

Begitu pula yang dialami Slamet-Supriyatin, jemaah haji pasangan suami istri (pasutri) asal Batang, Jawa Tengah, yang tergabung dalam kloter SOC-5 (Embarkasi Solo).


Tidak pernah terbayang di benak Slamet (58), jika dirinya kini mesti merelakan hari-hari di Tanah Suci justru di klinik kesehatan.

Slamet untuk sementara waktu memilih menemani sang istri, Supriyatin (51), yang saat ini tengah sakit.

“Baru kemarin kami sampai di Makkah setelah delapan hari di Madinah,” kata Slamet di Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah, Sabtu (28/07) siang waktu Saudi.

Slamet mengenang, Jumat (27/07) waktu Ashar, ia dan sejumlah jemaah lainnya mulai laksanakan umrah wajib di Masjidil Haram. “Istri sudah terlihat lemas dan saya dorong memakai kursi roda,” ungkapnya.

Ia mengaku, semalaman istrinya tidak bisa memejamkan mata. “Saya bolak-balik ke kamarnya untuk memastikan baik-baik saja,” ujarnya. Maklum, sistem kamar bagi jemaah haji terpisah antara laki-laki dan perempuan sekalipun pasutri. 

Slamet tak ingin ia dan istri merepotkan teman-teman sekamar. “Makanya saya langsung setuju saat dokter kloter membawa ke sini untuk pengobatan lebih lanjut,” sambungnya, dilansir MCH.

“Alhamdulillah, perawatan sejak di kloter sampai di sini cukup baik,” ujar Slamet terharu.

Ia menduga, kondisi menurun yang dialami Supriyatin karena kelelahan dan tidak mau makan. “Mungkin malas makan karena di sini jarang pakai kuah,” tambahnya.

Menurut Kepala KKHI dr. Nirwan Satriya, pihaknya terus menganjurkan jemaah agar makan tepat waktu. “Serta terus mengonsumsi air putih agar terhindar dehidrasi,” ungkap dr.Nirwan di kantor KKHI yang terletak di wilayah Al Aziziah, Janubiyah, Makkah.

Sementara menurut petugas yang memeriksa, dr. Meity Ardiana, kondisi Supriyatin didiagnosis mengalami mitralstenosis insufisiensi. “Katup jantung tidak dapat membuka secara normal,” ujar dokter yang sehari-hari bertugas di RS Dr. Soetomo Surabaya itu.

“Kami akan melakukan cek laboratorium, memberi obat-obatan yang tepat, memastikan pasien dapat istirahat cukup dan makan teratur,” urai dokter spesialis penyakit jantung ini.

Dengan perawatan seperti itu, pihaknya optimistis kondisi Supriyatin dapat lekas pulih.

Kini, pasangan yang dikaruniai dua anak dan dua cucu itu harus bersabar tinggal sementara di KKHI. “Tidak apa-apa saya tidak melakoni ibadah sunnah, yang penting saya tetap menemani istri sampai sehat,” kata Slamet penuh harapan.(dib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *