Ketum Pagar Nusa: Gerakan Intoleran, Tidak Bisa Dibiarkan

SumselDetakpos-Ketua Umum Pagar Nusa, M. Nabil Haroen menyayangkan tindakan penyerangan Gereja St Lidwina Sleman dan penganiayaan terhadap pastor serta jemaat gereja.

Pada Minggu (11/02/2018) pagi, Gereja St. Lidwina Dk. Jambon, Trihanggo, Kecamatan Gambing, Kabupaten Sleman, Yogyakarta, diserang seorang lelaki bersenjata tajam. Penyerang melukai pastor dan beberapa jemaat.

Selain itu, penyerang juga melukai seorang polisi yang berusaha mengamankan pelaku. Menanggapi penyerangan ini, Ketua Umum Pagar Nusa, M. Nabil Haroen menyeru gerakan intoleran tidak bisa dibiarkan lagi.

“Saya sangat menyayangkan penyerangan yang terjadi di Gereja St Lidwina Sleman. Beberapa waktu lalu, terjadi penyerangan kiai di Cicalengka Jawa Barat. Kalau penyerangan ini terus dibiarkan, akan memecah belah dan berdampak buruk bagi bangsa ini,” ungkap Nabil, dalam Silaturahmi Pagar Nusa se-Sumatera Selatan, di Tuga Jaya, Ogan Komering Ilir, Sumsel, Minggu (11/20/2018).

Nabil Haroen mengungkapkan bahwa pada tahun 2018 dan 2019, yang dianggap sebagai tahun politik, konsolidasi dan silaturahmi antar elemen warga harus ditingkatkan.

“Kemarin kiai yang dibacok, sekarang pastor yang diserang. Ini semacam rangkaian kekerasan yang harus diputus. Tidak sekedar mencari dan menemukan pelaku, tapi memutus jaringan kekerasan ini. Jangan sampai Indonesia kita dibuat keruh oleh kelompok yang tidak bertanggungjawab,” terang Nabil. Nabil Haroen mengajak warga Nahdliyyin, santri dan bersama warga lintas agama, serta Polri dan TNI, untuk saling menjaga situasi agar tetap kondusif.

“Kita jangan sampai kalah dengan kekerasan. Harus ada gerakan bersama untuk memutus mata rantai kekerasan ini. Pagar Nusa sudah menginstruksikan jaringan pendekar untuk merapatkan barisan, konsolidasi dengan warga lintas agama serta simpul-simpulnya untuk saling bekerja sama. Kami juga terus berkomunikasi intensif dengan Panglima TNI dan Kapolri untuk bersama-sama mencipta situasi kondusif,” jelas Nabil Haroen, yang didampingi Emi Sumirta, Ketua PW Pagar Nusa Sumatera Selatan, Ki Cokro, M. Aziz, Muamarullah dan jajaran Pimpinan Pusat Pagar Nusa.

“Jangan sampai, situasi politik pada masa menjelang Pilkada, Pilleg, dan Pemilihan Presiden, pada tahun 2018 dan 2019 ini, menjadi turbulensi sehingga dimanfaatkan kelompok yang tidak bertanggungjawab,” ungkap Nabil, di hadapan ratusan pendekar Pagar Nusa dan antar Perguruan Silat di Ogan Kemiring Ilir. Nabil Haroen mengajak pada tokoh-tokoh lintas agama untuk saling silaturahmi, untuk menyamakan persepsi menjaga bangsa. “Silaturahmi lintas agama harus diintensifkan, antara tokoh maupun antar warganya. Ini penting, agar umat antar agama saling bersilaturahmi. Mari kita tingkatkan ukhuwwah basyariah, persaudaraan kemanusiaan kita, untuk menjaga situasi tetap damai. Kalau ukhuwwah ini terjaga, tujuan pelaku kekerasan untuk mencipta situasi chaos, tidak akan tercapai,” harap Nabil Haroen.

Dalam waktu dekat, Pagar Nusa akan  menyelenggarakan Silaturahmi antara ulama, santri dan pemuka lintas agama di beberapa kawasan, untuk keamanan dan persaudaraan kebangsaan. Agenda ini, merupakan satu rangkaian dengan Ijazah Kubro Pagar Nusa, pada Januari 2018 lalu di Cirebon, Jawa Barat (d2).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *