Longsor di Jalan Gubeng Surabaya Bukan Akibat Gempa

SurabayaDetakpos-Mencermati peristiwa longsor yang terjadi di Jalan Raya Gubeng, Kota Surabaya dengan kedalaman sekitar 8 meter dan lebar 30 meter, pada tanggal 18 Desember 2018, sekitar pukul 21.41 WIB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyatakan bukan akibat gempabumi.

Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG
Rahmat Triyono mengatakan, berdasarkan informasi peristiwa tersebut, BMKG segera melakukan analisis rekaman data sinyal seismik di sensor seismik terdekat dengan lokasi terjadinya longsoran.

Dikataksn kejadian longsoran ini ternyata tercatat dua kali pada sensor seismik BMKG terdekat yaitu sensor PPJI (Prigen Pasuruan Jawa Indonesia) dengan jarak lurus 48 km.

Longsoran pertama tercatat pada pukul 21.41.27 WIB dan longsoran ke dua pada pukul 22.30.00 WIB.

Berdasarkan hasil analisis, menurut Rahmat, gelombang seismik yang tercatat diketahui, peristiwa longsoran ini bukan diakibatkan oleh gempa bumi (aktivitas tektonik).

Hal ini karena catatan seismik tidak menunjukkan adanya mekanisme  penyesaran batuan dan sensor seismik yang mencatat hanya satu sensor di lokasi terdekat longsoran sehingga merupakan aktivitas lokal.

Longsor, kata Rahmat, adalah berpindahan material secara mendatar, miring dan vertikal yang disebabkan gaya gravitasi, sehingga peristiwa ini lebih tepat disebut sebagai longsoran, bukan likuifaksi, karena tidak ada fenomena mencairnya material tanah di lokasi kejadian.

“Kepada masyarakat diimbau agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya,”pungkas Rahmat.(d/5).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *