Jakarta–Detakpos-Masyarakat jangan permisif atau cuek terhadap insiden bom bunuh diri di Mapolrestabes Medan, Rabu, kemarin.
Menurut Direktur Setara Institute, Ismail Hasani, aksi bom bunuh diri oleh teroris diduga dilakukan oleh kelompok Jaringan Anshorud Daulah (JAD), itu memang bukti ada dan menjangkiti masyarakat di Tanah Air.
“Serangan jaringan itu dilakukan secara sporadis melihat kesempatan yang dimiliki,”ujar Ismail Hasani, Kamis (14/11).
Diakui, sasaran markas Kepolisian, karena instansi itu merupakan representasi pemerintah yang menjadi target perlawanan.
Tidak ada motif khusus, menurutnya, dia tidak menangkap motif lain kecuali amaliah menyebar teror, bahwa terorisme itu nyata.
” Masyarakat jangan cuek terhadap insiden ini mesk tidak skala besar dan massif,”tuturnya.
Kalau publik permisif terhadap insiden ini, menurutnya, aksi aksi kecil bakal banyak terjadi, dan itu yang dikhawatirkan.
Kalau menghadapi terorisme, lanjut, Hasani, sudah jelas karena ada undang undang yang mengatur, sehingga bisa ditangani sesuai aturan dan lebih mudah.
Menghadapi intoleransi dan radikalisme, ini berbeda, karena keberadaan kelpok ini di zona damai.
Karena itu perlu pendataan tempat tempat ibadah atau sektor yang mereka kuasai untuk segera mendapat penanganan
Menurutnya, kelompok intoleransi dan radikalisme ini menjadi tangga pertama munculnya terorisme,”papar Ismail Husaini.
Ditegaskan insiden bom Medan itu membuktikan virus terorisme sudah menjangkit di masyarakat yang nyasar kelompok kelompok muda usia.
“Pelaku seusia mahasiswa, sehingga jangan cuek terhadap insiden yang melukai enam petugas tersebut,”tutur dia.(d/2).
Editor:A Adib