Mensos : Atasi Kemiskinan, Kita Harus Kembangkan Kerja Bersama

SumenepDetakpos –  Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak semua elemen bangsa mengembangkan format kerja bersama untuk mengatasi kemiskinan.

Menurutnya, kemitraan strategis ini harus dibangun antara pemerintah pusat, daerah serta swasta dan elemen masyarakat lainnya, khususnya perguruan tinggi.

Kemiskinan, kata Khofifah, harus dijadikan musuh bersama yang harus dihadapi dengan kerja keras.

“Kerja bersama dimulai dari data yang terupdate, pola intervensi, pendampingan dan pemandiriannya. Ayo Kita lawan kemiskinan dengan kerja keras dan kerja bersama seluruh warga bangsa,” kata  Khofifah saat membuka kegiatan Lintas Batas Kesetiakawanan Sosial (LBKS) di Pondok Pesantren Miftahul Huda, Desa Ellak Laok, Sumenep, Madura, Sabtu (16/12).

LBKS menjadi bagian rangkaian peringatan Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) 2017.

“Dalam pelaksanaan program pengentasan kemiskinan perlu adanya kegotong royongan dengan warga, serta keterlibatan banyak pihak,” tambah dia.

Khofifah mengungkapkan, keterlibatan generasi muda, seperti karang taruna, mahasiswa terutama saat KKN, relawan aktivis media sosial dan jejaring lainnya harus dimaksimalkan.

Salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pendampingan dan pemberdayaan kepada masyarakat miskin dan rentan miskin.

Tidak terkecuali, kata Khofifah, mereka yang disebut sebagai generasi milenial atau yang populer disebut generasi zaman now.

Menurutnya, generasi millenial saat ini mendapatkan banyak kemudahan dari kemajuan teknologi. Ia berharap, generasi zaman now bisa memanfaatkan kemudahan tersebut untuk membangun semangat kesetiakawanan sosial, kebangsaan dan nasionalisme.

Hal lainnya, dengan melakukan kontra narasi terhadap konten-konten negatif di dunia maya, baik intoleransi, radikalisme, terorisme, dan hoaks.

Khofifah memaparkan, saat ini nilai-nilai kerelawanan  perlahan-lahan mulai menguat lagi yang sebelumnya sempat melemah.

Banyak permasalahan sosial  yang menuntut kerelawan kita. Tidak cuma di perkotaan namun juga perdesaan dan daerah remote lainnya.

“Banyak hal yang bisa dilakukan. Mulai dari membuka akses pendidikan, akses ekonomi, penguatan keterampilan, berbagi pengalaman dan ilmu, khususnya ilmu managemen dan pemasaran, dan lain sebagainya,” imbuhnya.

Khofifah menambahkan, persoalan bangsa lainnya yang juga harus menjadi perhatian adalah muncul potensi kerawanan sosial yang bisa bermuara pada munculnya konflik sosial. Menurutnya, konflik sosial bisa berujung pada bencana sosial dan dampaknya bisa jauh lebih berat dibandingkan bencana alam.

“Karenanya, lewat peringatan HKSN ini saya ingin mengajak seluruh warga bangsa memupuk dan memelihara jiwa kesetiakawanan sosial. Kesetiakawanan sosial merupakan ruh budaya bangsa Indonesia yang sudah ada sejak dulu,” imbuhnya.

Sementara itu, peringatan HKSN tahun 2017 dilaksanakan Jawa Timur sebagai tuan rumah. Rangkaian peringatan HKSN terbagi dalam tujuh etape di 10 titik kabupaten/kota di Jawa Timur. 10 titik tersebut yakni Kabupaten Pacitan, Ponorogo, Trenggalek, Tulungagung, Malang, Blitar, Sumenep, Pamekasan, Sampang, Bangkalan dan berakhir di Kota Surabaya.

Pemilihan tempat tersebut, berdasarkan pada analisis peta masalah sosial yang perlu penanganan .

Secara umum akan dilakukan baksos dengan memberikan bantuan perlengkapan sekolah, pengobatan masyarakat gratis, pemberian bantuan alat bantu disabilitas, penyerahan hak sipil (akta nikah dan akta lahir), operasi katarak, operasi bibir sumbing, sunatan massal, dan lain sebagainya.

“LBKS juga merupakan upaya merekatkan integrasi sosial antarwarga menuju integrasi bangsa serta merevitalisasi kembali nilai kesetiakawanan sosial, nilai solidaritas sosial, dan nilai kepedulian sosial,” tuturnya.

Di Sumenep, Khofifah menyerahkan sejumlah bantuan antara lain sembako, kacamata baca, alat bantu dengar, paket souvenir anak – anak, makanan sehat, dan vitamin, tongkat netra, hand traktor, dan sepeda motor viar. Dalam kesempatan tersebut, Khofifah juga melaksanakan penyaluran bantuan sosial Program Keluarga Harapan (PKH) dan beasiswa kepada anak berprestasi. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *