Percepat Banggar Sahkan Dana Tidak Terduga Rp 1,4 Triliun

BojonegoroDetakpos-Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, menyebutkan, anggaran APBD Pemkab untuk pengadaan air bersih kepada warga akibat kekeringan, sebesar Rp 200 juta atau setara 500 truk tangki (rit), telah habis disalurkan mulai 23 Juli 2019 hingga 13 September 2019 lalu.

Untuk menggunakan dana tidak terduga Rp 1,7 triliun perlu pengesahan P-APBD 2019, namun terkendala Banggar DPRD belum terbentuk.

Anggota DPRD Bojonegoro Lasuri mengatakan ada opsi yang bisa digunakan.
“Sekenario pertama mempercepat pembentukan AKD, agar segera terbentuk Banggar, supaya bisa langsung membahas revisi Gubernur tentang P-APBD 2019,”kata Lasuri dihubungi, Sabtu, (21/9).

Selanjutnya, menurut Lasuri, “Saya kira kan ada itu anggaran yang disiapkan untuk bencana kekeringan dan krisis air juga bagian dari bencana, kebutuhan air itu kebutuhan primer warga,”tutur dia.

Anggaran bencana, menurut dia, disiapkan untuk force majuere atau keadaan yang memaksa. “Saya kira bisa dipertimbangkan untuk menggunakan anggaran bencana.”

“Biasanya kalau tidak salah setiap tahun kita menganggarkan untuk penanggulangan bencana,”tutur dia.

Bisa juga, menurut dia, Pemkab meminta bantuan kepada perusahaan migas di Bojonegoro dan perusahaan besar untuk membantu droping air bersih kepada warga.

” Baru terakhirnya minta bantuan BPBD propvinsi atau pusat untuk juga membantu.(d/2).

Editor : A Adib

Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Bojonegoro, Drs Umar Ghoni MM, melalui keterangan pers, menyampaikan dana dari APBD Pemkab Bojonegoro, sebanyak 500 rit, telah selesai disalurkan mulai tanggal 23 Juli sampai dengan 13 September 2019 lalu.” kata Drs Umar Ghoni MM.

Menurutnya, hingga hari ini (red, kemarin) BPBD Bojonegoro telah mendistribusikan sebanyak 608 rit air bersih, untuk desa-desa yang mengalami kekeringan. Selanjutnya, untuk memenuhi permintaan atau kebutuhan air bersih warga masyarakat, saat ini BPBD Bojonegoro menggunakan alokasi dana yang dikucurkan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur.

“Mulai 9 September 2019 lalu hingga hari ini sudah didistribusiakan kurang lebih sebanyak 108 rit air bersih.” kata Umar Ghoni.

Lebih lanjut ia juga menyampaikan bahwa berdasarkan data yang masuk, sampai dengan Kamis (19/09/2019), setidaknya terdapat 55 desa 18 kecamatan yang telah mengajukan permintaan air bersih. Jumlah tersebut diperkirakan akan terus bertambah sehubungan berdasarkan prediksi atau prakiraan dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), musim hujan akan mengalami kemunduran antara 1 sampai 3 dasarian dan puncak musim hujan terjadi pada Desember 2019 dan Januari 2020.

“Kemungkina akan terus bertambah karena berdasarkan prediksi, musim penghujan akan mengalami mundur, katanya.(d/2).

Editor: A Adib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *