Posisi Rais ‘Aam Diputuskan Setelah Kiai Ma’ruf Haji

JakartaDetakpos-Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Said Aqil Siroj mengatakan, status Rais ‘Aam PBNU akan dibahas setelah KH Ma’ruf Amin datang dari Makkah usai menunaikan ibadah haji.

“Sepulang beliau dari haji, kita akan mengadakan rapat lengkap dengan mengundang mustasyar, syuriyah, dan tanfidziyah,” kata KH Said Aqil Siroj sesuai bertemu dengan Rais ‘Aam di Gedung PBNU, Jakarta Pusat, Selasa (14/8).

Dalam AD/ART PBNU, Posisi Rais ‘Aam dan Ketua Umum PBNU tidak diperbolehkan rangkap jabatan dengan jabatan politik. 

“Di dalam AD/ART tidak boleh, Rais ‘Aam, Ketua Umum rangkap jabatan dengan jabatan politik,” jelasnya dikutip laman PBNU.

Sebelumnya, Rais ‘Aam PBNU Kiai Ma’ruf Amin diminta Joko Widodo untuk menjadi cawapres pada Pilpres 2019. 

Penetapan ini membuat Rais ‘Aam PBNU bersinggungan dengan AD/ART Nahdlatul Ulama BAB XVI tentang Rangkap Jabatan. Dalam pasal 51 ayat empat dijelaskan, Rais ‘Aam ‘tidak diperkenankan mencalonkan diri atau dicalonkan dalam pemilihan jabatan politik’.

Selanjutnya dalam Bab XV tentang Pengisian Jabatan Antar Waktu pasal 48 tertulis; “Apabila Rais ‘Aam berhalangan tetap, maka wakil Rais ‘Aam menjadi pejabat Rais ‘Aam”. (dib)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *