Pramuka Jaga Harmoni di Tengah Ancaman Erupsi Gunung Agung

KarangasemDetakpos – Setiap hari sebanyak 20 relawan Pramuka bekerja secara sukarela untuk membantu penanganan darurat bencana erupsi Gunung Agung.

Mereka terbagi ke dalam beberapa tugas harian untuk mendukung Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Erupsi Gunung Agung, seperti  dapur umum, penyaluran logistik, dan petugas call center serta sedikit dari mereka yang terlibat dalam Evakuasi di bawah pengawasan Basarnas. 

Mereka yang tergabung dalam Pramuka Peduli Bali memiliki satu ruangan khusus untuk para relawan pramuka yang berada di lingkungan Posko Tanah Ampo, Karangasem, Bali.

Semangat volunterism mereka sangat kuat; ini tercermin pada keputusan mereka untuk bertugas dan berbagi pemikiran dan tenaga dalam penanganan darurat. Meskipun tidak pada aktivitas yang strategis, kontribusi mereka sangat membantu operasional di dalam Posko.

Pramuka Peduli Bali melibatkan unsur pramuka dari tingkat Penegak, Pandega serta Andalan se-kwartir daerah Bali secara mandiri mempersiapkan kebutuhan sehari-hari mereka, seperti mengelola dapur umum internal Pramuka.

Volunterism yang tumbuh dilatarbelakangi nilai-nilai yang melekat pada setiap individu.

Mereka yang tergabung dalam pramuka akan memiliki banyak teman dari beragam komunitas. Pande Kharisma, salah seorang pramuka yang bertugas di call center, mengatakan dirinya tertarik menjadi pramuka karena berkeinginan memiliki banyak teman dan latar belakang lain.

“Saya tertarik ikut Pramuka, ya karena bahagia, banyak teman dan bisa bantu orang-orang.
Demikian juga rekan pramuka lain, Ni Komang Ayu Sawitri Widiantari, yang mengatakan dirinya ingin memiliki banyak teman.

Komang merasa dirinya seorang militan dalam gerakan pramuka yang udah turun temurun di dalam keluarga. Melalui pramuka, tidak hanya memiliki teman, tetapi Sawitri juga berkesempatan untuk berkeliling Indonesia.

Di tengah kondisi darurat, nilai-nilai yang ditampilkan oleh para relawan Pramuka sangat luar biasa. Mereka berkarya dengan semangat sukarela, bahkan ada relawan pramuka dari Jakarta yang menggunakan uang pribadi untuk sampai di Posko Tanah Ampo dan membantu operasional penanganan darurat.

Semangat para pemuda ini perlu untuk terus dibina dan dikembangkan sehingga mereka menjadi relawan yang tangguh; mempunyai berbagai keahlian maupun ketrampilan.

Mereka inilah kekuatan yang dibutuhkan ketika suatu masyarakat tertimpa musibah atau bencana. Sawitri sangat menyadari bahwa ketika kondisi bencana, tentu ada masyarakat yang terdampak.

Mereka berada di pos-pos pengungsian. Perempuan dengan segudang pengalaman dengan pramuka ini  menyampaikan logistik menjadi salah satu kebutuhan yang penting bagi mereka yang berada di pos.

“Pada saat darurat tentu membutuhkan logistik, dan perpindahan logistik tadi membutuhkan banyak tenaga,” ujar Sawitri.

Menurut Sawitri, Indonesia memiliki kekuatan terbesar untuk gerakan pramuka di antara negara-negara lain di dunia. Ini merupakan modal yang sangat berharga untuk terus mengembangkan voluntarisme di tengah nusantara yang rawan bencana.

Rasa kemanusiaan yang ditunjukkan dapat menjadi inspirasi bagi kaum muda lainnya di negeri yang memiliki banyak potensi ancaman bahaya ini.

Pramuka Dukung Penanggulangan Bencana Pramuka yang sudah berdiri sejak 1961 memiliki unit yang mendukung penanggulangan bencana, yaitu Abdimasgana atau Pengabdian Masyarakat dan Penanggulangan Bencana.

Meskipun pada sisi kapasitas dan kapabilitas masih relatif terbatas, pramuka dapat menjelma menjadi organisasi yang inspiratif bagi masyarakat yang disentuh oleh semangat voluntarismenya.

Secara berjenjang atau gugus tugas, para pramuka mendapatkan pembekalan dasar seperti simpul, pertolongan pertama, dan pengembangan diri.

Melalui Pramuka Peduli, relawan pramuka secara tidak langsung dapat meningkatkan kapasitas dalam berkoordinasi. Mereka dapat mempelajari tata kerja operasional posko. Para pemuda tadi juga dapat berjejaring dengan para mitra kerja seperti Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan (Basarnas), Palang Merah Indonesia, dan banyak lagi.      

Pramuka dengan Trisatya dan Dasa Dharma diharapkan untuk hadir dalam penanggulangan bencana. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Kwarnas Gerakan Pramuka Bidang Abdimasgana Mayjen TNI M. Herindra beberapa waktu lalu (4/12).

Herindra berpesan bahwa pramuka hadir di lokasi-lokasi bencana dan di tengah masyarakat yang membutuhkan bantuan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *