Ratusan Hektare Padi di Bojonegoro Terserang Bakteri

Penawarta: Hadi

BojonegoroDetakpos – Ratusan hektare tanaman padi di daerah bantaran Bengawan Solo di sejumlah desa di Kecamatan Kanor dan Baureno, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, terserang penyakit “bengesan” atau “krapak”, yang disebabkan bakteri “Xanthomonas”.

Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) Dinas Pertanian Kecamatan Kanor  Bojonegoro  Iskak Riyanto saat melakukan pengecekan tanaman padi di Dusun Manding, Desa Temu, Kecamatan Kanor memastikan tanaman padi di wilayah setempat terserang bakteri “Xanthomonas”.

Ciri-ciri penyakit “bengesan” yakni pada tanaman padi muncul warna kuning kecoklatan pada daunnya kemudian setelah beberapa hari daun akan kering.

“Awalnya dipicu tanah yang pH-nya rendah (potential Hidrogen) atau asam. Sudah kita ukur pH-nya 4,6 dan idealnya adalah 6-7,” kata  Iskak Senin (18/12).

Lebih lanjut ia menjelaskan dengan rendahnya pH itu mengakibatkan  muncul bakteri Xanthomonas. Perkembangan bakteri tersebut sangat cepat pada tanah yang kadar asamnya tinggi.

“Perkembangannya sangat cepat, dalam 24 jam saja bisa membelah diri menjadi 17 juta bakteri,” kata dia menjelaskan.

Dampak bakteri Xanthomonas,  menurut dia, apabila tanaman padi yang terserang parah bisa menurunkan hasil pertanian hingga mencapai 35 persen. Sebab, proses fotosintesis terganggu daun yang rusak tersebut.

Untuk penanganan secepatnya dengan cara menyemprotkan bakterisida jenis Paenibacillus (nama agent hayati untuk mengendalikan bakteri Xanthomonas yang ramah lingkungan tanpa bahan kimia, red). Untuk yang mengandung kimia bisa menggunakan jenis Nordox, Puanmur, Nativo dan Bactocin.

“Penyakit ini tidak bisa sembuh secara alamiah kecuali diobati. Karena penyakit ini disebabkan oleh bakteri Xanthomonas yang dipicu pH tanah yang rendah,” katanya menegaskan.

Pengamat pertanian lainnya, Miftahul Huda menambahkan, jika pH atau keasaman tanah sudah tinggi dia menyarankan kepada para petani untuk memakai pupuk organik.

“Jangan pakai Urea (pupuk yang mengandung kimia, red). Kalau pakai Urea justru tanah akan bertambah tinggi tingkat keasamannya,” ucapnya terpisah.

Sementara, selain tanaman padi di Kecamatan Kanor yang terkena penyakit Xanthomonas, ratusan hektare tanaman padi di Kecamatan Baureno juga terserang penyakit tersebut.

Sedangkan umur tanaman padi di dua kecamatan itu saat ini bervariatif, ada yang dua bulan maupun dua bulan setengah. Tanaman padi saat ini pada masa pembuahan. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *