Realisasi Imunisasi MR di Lamongan Capai 109,2 Persen

LamonganDetakpos – Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan, Jawa Timur, menyebutkan realisasi program imunisasi campak dan rubella (MR) yang ditargetkan Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan sudah terealisasi 109,2 persen akhir September.

“Kami berharap orang tua yang memiliki anak usia 9 bulan hingga 15 tahun dan belum diimunisasi MR, agar mendatangi puskesmas terdekat hingga tanggal 14 Oktober,” kata Kepala Bidang Pencegahan Penanggulangan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman (P2PLP) Bambang Susilo melalui Kabag Humas dan Protokol Agus Hendrawan, Rabu (4/10) .

Menurut dia, Vaksin yang dimanfaatkan imunisasi i diproduksi PT Biofarma Bandung yang dibuat dari  media telur sehingga halal digunakan.

Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) Kementerian Kesehatan  menetakpan target 247.233 anak usia 9 bulan hingga 15 tahun wajib diimunisasi MR. Sementara sampai dengan akhir September lalu sudah terealisasi 269.997 anak yang diimuniasasi, atau sebesar 109,2 persen.

Namun, menurut Agus, dari pendataan mandiri yang dilakukan Dinas Kesehatan dengan melibatkan TNI/Polri masih ada ada 270.483 anak usia 9 bulan hingga 15 tahun yang harus diimunisasi MR.

“Jika mengacu data Dinkes, maka capaiannya sebesar 99,82 persen,” ujarnya.

Pemerintah, kata dia,  memperpanjang program imunisasi MR ini hingga 14 Oktober. Itu terutama karena ada sejumlah daerah yang gagal memenuhi target cakupan minimal 95 persen sudah terimunisasi.

Cakupan minimal 95 persen adalah batasan aman untuk tercapai herd immunity atau kekebalan lingkungan. Dengan cakupan minimal tersebut, akan bisa melindungi anak-anak yang tidak diimunisasi.

Ia menyayangkan jika sampai ada yang melewatkan ikut program imunisasi tersebut. Karena jika harus melakukannya di institusi swasta, biayanya bisa mencapai Rp800 ribu.

Rubella adalah penyakit akut dan ringan yang sering menginfeksi anak dan remaja. Namun yang menjadi perhatian pemerintah adalah efek teratogeniknya jika menyerang ibu yang sedang hamil.

Infeksi rubella yang terjadi selama awal kehamilan dapat menyebabkan abortus, kematian janin atau bahkan sindrom rubella congenital pada bayi yang dilahirkan. Sindrom ini dapat menyebabkan cacat lahir pada bayi. (*/d1/detakpos)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *