“Schneider Electric” Dukung Pengembangan Tenaga Ahli Kelistrikan

JakartaDetakpos –  “Schneider Electric” menandatangani nota kesepahaman dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, “French Ministry of National Education” (MENES), “Schneider Foundation” dan “Schneider Electric” Indonesia, di bidang peningkatan kualitas tenaga ahli kelistrikan di Indonesia, Jumat (11/8/2017).

President Schneider Electric Indonesia Xavier Denoly mengatakan Schneider Electric perusahaan global spesialis di bidang manajemen energi dan automasi,merasa sangat bangga dapat menjadi bagian dari kerjasama strategis tersebut.

Penandatanganan nota kesepahaman di Jakarta dihadiri  Prof. Dr. Emilienne Baneth-Nouailhetas selaku Atase Kerja sama Pendidikan IFI, Kedutaan Besar Perancis di Jakarta.

“Kerjasama ini sangat sejalan dengan salah satu program Schneider Electric global yaitu ‘Access to Energy’, khususnya dalam hal menyediakan akses pendidikan di bidang kelistrikan, automasi dan energi terbarukan,” katanya.

Salah satu poin utama dari kerjasama ini adalah dana bantuan sebesar €1,5 juta dari Schneider Foundation yang akan disalurkan untuk mengembangkan potensi tenaga ahli kelistrikan di Indonesia.

Bantuan ini didasari pada tujuan bersama untuk mengembangkan kurikulum dan sistem pendidikan bertaraf internasional yang menghubungkan dunia akademis dengan kebutuhan industri.

Pada akhirnya, kerjasama ini diharapkan mampu membantu menyiapkan siswa Indonesia untuk bekerja di sektor kelistrikan.

Terlebih di tengah mega proyek 35,000 MW pemerintah dan pesatnya pertumbuhan industrialisasi, kerjasama ini menjadi penting untuk menghadapi berbagai tantangan di bidang pengelolaan energi dimana di masa depan Indonesia akan sangat membutuhkan tenaga ahli yang memiliki pengetahuan dan keterampilan tingkat dunia di bidang kelistrikan, automasi dan energi terbarukan.

Di tahap awal, Schneider Electric Indonesia bersama Kemendikbud RI akan mendirikan satu Center of Excellence (CoE) yang merupakan pusat pelatihan bagi para guru dari beberapa Sekolah Menengah

Kejuruan (SMK) yang berpartisipasi dalam kerjasama ini. Tenaga pengajar di CoE ini terdiri dari tenaga ahli lokal dan tenaga ahli dari Perancis yang ditugaskan oleh Schneider Foundation dan MENES.

Setelahnya, akan dikembangkan kurikulum khusus yang disesuaikan dengan Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI), disusul dengan perbaikan laboratorium di 184 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) di Indonesia secara bertahap selama enam tahun ke depan.

Bersamaan dengan penandatanganan MoU ini, Kemendikbud RI juga menyatakan rencana untuk menerapkan masterplan revitalisasi pendidikan kejuruan untuk mempromosikan pengembangan keterampilan kerja para siswa berdasarkan permintaan industri.

Selain itu juga sekaligus membangun platform modern untuk pelatihan kejuruan di bidang elektrikal, automasi dan energi terbarukan. (d1/detakpos)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *