Tahun 2018,  Jumlah Bencana Alam Meningkat

KebumenDetakpos-Kementerian Sosial RI mengandeng 60 Sahabat Taruna Siaga Bencana (TAGANA) dari unsur jurnalis, organisasi kepemudaan, serta radio komunitas sebagai langkah antisipasi dan meningkatkan pengetahuan penanggulangan bencana alam bidang perlindungan sosial.

“Mereka digembleng mengikuti pelatihan kesiapsiagaan menghadapi bencana selama 3 hari mulai 31 Maret hingga 2 April,” kata Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kementerian Sosial Harry Hikmat di lokasi Peringatan HUT TAGANA di Pantai Ayah, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah, Minggu, (1/4).

Dirjen mengatakan Sahabat TAGANA kali ini terdiri dari unsur jurnalis di wilayah Jawa Tengah, organisasi kepemudaan AMPI dan AMPG, dan radio komunitas RAPI. Setelah mengikuti pelatihan, mereka akan dikukuhkan sebagai Sahabat TAGANA oleh Menteri Sosial Idrus Marham pada Apel TAGANA Indonesia dalam rangka HUT ke-14 TAGANA yang berlangsung di Pantai Ayah Kebumen, Senin (2/4).

Dikatakannya, Indonesia memiliki potensi bencana alam yang sangat tinggi di Asia Tenggara. Untuk itu, diperlukan kesiapsiagaan semua unsur masyarakat agar bisa mengurangi dampak bancana dan korban jiwa.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melansir, sejak awal tahun 2017 sampai 4 Desember 2017, terdapat 2.175 kejadian bencana di Indonesia dengan jumlah korban meninggal mencapai 335 orang, korban luka-luka sebanyak 969 orang, dan korban mengungsi dan menderita sebanyak 3,22 juta orang.

Sementara itu berdasarkan Data Markas Komando Tagana Training Centre Sentul Bogor Jawa Barat, sepanjang Januari dan Februari 2018 telah terjadi sebanyak 224 bencana alam di Indonesia, jumlah ini meningkat dibanding periode yang sama tahun 2017 sebanyak 115 bencana alam.

Dari total 224 bencana alam tersebut, terbagi 36 bencana gempa bumi, 59 bencana banjir, 34 bencana tanah longsor, 68 bencana puting beliung, 26 bencana kebakaran, dan satu bencana erupsi Gunung Sinabung. Bencana alam sepanjang Januari–Februari 2018 merenggut nyawa 29 orang meninggal, 33 orang luka berat, 39 orang luka ringan, 1.829 orang mengungsi.

Bencana juga menyebabkan 1.662 unit rumah rusak berat, 3.583 rumah rusak sedang, dan 6.459 rumah rusak ringan, dan korban terdampak sebanyak 146.794 Kepala Keluarga (KK).  

Harry mengatakan fokus materi yang diberikan pada Sahabat Tagana ini adalah keterampilan dalam melaksanakan perlindungan sosial korban bencana alam. Di antaranya water rescue, manajemen dapur umum lapangan, manajemen shelter atau pengungsian.

“Melalui pelatihan ini diharapkan program kegiatan penanggulangan bencana sesuai tugas pokok dan fungsi dari Kementerian Sosial bisa tersosialisasi dan memberikan gambaran yang lebih dalam kepada peserta,” katanya.

Ia berharap, setelah adanya pelatihan, akan tercipta sinergitas yang optimal antara Jurnalis, RAPI, AMPI dan AMPG dan TAGANA dalam penanggulangan bencana yang dapat saling membantu tugas dan fungsi saat di lapangan. (d2)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *