Terjebak Kebakaran, Empat TKW Tewas di Arab Saudi

JakartaDetakpos– Empat Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Asal Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat (NTB), menjadi korban tewas dalam insiden kebakaran di Arab Saudi.

Korban tewas diketahui bernama Siti Nurjani (24), warga Meteng, Keluarahan Prapen, Praya, Lombok Tengah; Kaini (32) warga Wakul Kelurahan Renteng, Lombok Tengah; Lalu Praya Ida Royani (37) asal Grantuk, Kelurahan Renteng, Praya; dan Tari Asma (19) asal Tongkek, Batunyale.

Keempat korban sudah dimakamkan di Jeddah, Arab Saudi.

Mengutip keterangan resmi dari pihaj KJRI di Jeddah, Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI), Nusron Wahid dihibungi Detakpos, Selasa (25/6),.mengatakan, para korban telah dimakamkan di Jeddah setelah mendapat persetujuan pihak keluarga.

Kebakaran itu terjadi di daerah Nakasa At taqwa, Makkah pada Kamis 20 Juni 2019. Pihak KJRI mengecek dan menekukan korban di rumah sakit pada 22 Juni lalu, baru 24 Juni dimakamkan di Jeddah setelah mendapat izin dari pihak keluarga.

Masih dari laporan KJRI, kebakaran menimpa rumah yang diduga menjadi tempat penampungan TKI ilegal.

Pihak KJRI mendapat keterangan dari warga tetangga, Abdullah Pattani dari Philipina, diduga kebakatan akibat konsleting listrik AC.

Saat kebakaran, para korban terjebak di dalam rumah yang dikunci dari luar. Pintu terbuat dari besi yang digembok dan sulit dibuka oleh tetangga yang berusaha menolong mereka.

Nur Hayati, TKW satu satunya yang selamat. Sayang saat ditemui oleh pihak KJRI di RS An-Noor, dia sudah kabur. Dia juga tidak memiliki dokumen resmi.

Pihak Kepolisian Resort Ajyad terus mendalami kejadian kebakaran tersebut.

Tewasnya empat TKI asal Kabupaten Lombok Tengah itu, menyisakan duka mendalam bagi keluarga.

Suasana rumah duka Siti Nurjani, tampak hening berbalut sedih, terlihat bendera kuning dengan terop dan sejumlah persiapan penyambutan para tetangga yang takziah.

Pihak keluarga sudah memastikan salah satu dari empat korban kebakaran di Arab Saudi tersebut adalah Siti Nurjani.

Keluarga korban kini hanya bisa pasrah sembari menunggu kepastian terkait nasib korban.

Menurut pengakuan keluarga korban, dilansir Okezone, Siti Nurjani berangkat lima bulan yang lalu melalui perantara seorang calo.

Awalnya keluarga korban tidak setuju dengan keputusan Nurjani, namun karena diiming-imingi gaji yang besar keputusan Nurjani tak dapat dibendung lagi.

“Calo itu datang ke sini merayu Nurjani hingga dia mau berangkat ke Makkah,” terang Sri Hartati.

Keluarga korban juga membeberkan calo yang memberangkatkan korban meminta damai atas kajadian ini, selanjutnya calo tersebut akan memberikan uang santunan alakadarnya kepada keluarga korban dengan harapan keluarga tidak membawa masalah ini pada pihak-pihak terkait.

“Habis insiden itu, pihak calo dan PJTKI sering datang ke sini dan meminta damai dengan menjanjikan uang supaya tidak dibawa ke ranah hukum,” tegas Hartati.(dib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *