Virus Corona Tidak Sebabkan Mati Mendadak

JakartaDetakpos– Para dokter dan tenaga medis di berbagai rumah sakit, serta Kementerian Kesehatan perlu terus mensosialisasikan gerakan hidup sehat kepada masyarakat.

Terutama dalam mengantisipasi peyebaran virus Corona, yang kini oleh WHO diganti namanya menjadi Covid-19.

Hal itu agar masyarakat tidak menjadi korban hoax serta menimbulkan kegaduhan.

Di berbagai media sosial maupun whatsapp group banyak beredar video orang meninggal mendadak yang informasinya dikarenakan virus Covid-19.

Padahal menurut jajaran dokter dan direksi RSCM serta Kementerian Kesehatan, informasi tersebut hoax. Orang tersebut meninggal karena serangan jantung. Virus Covid-19 tak menyebabkan kematian mendadak, melainkan ada gejalanya terlebih dahulu seperti flu, panas, hingga pneumonia, namun masih bisa diobati.

Yang bisa menyebabkan kematian mendadak adalah serangan jantung dan stroke.

Edukasi seperti ini sangat penting, agar rakyat tak menjadi korban hoax dan tidak menimbulkan ketakutan yang berlebihan,” ujar Ketua MPR BambangĀ  Soesatyo usai bertemu jajaran direksi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta, baru baru ini.

Turut hadir Anggota Komisi I DPR RI Syafullah Tamliha (F-PPP) dan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Maroko merangkap Republik Islam Mauritania Hasrul Azwar.

Jajaran direksi RSCM yang hadir antara lain Direktur Utama dr. Lies Dina Liastuti, Direktur Medik dan Keperawatan Dr. dr. Sumariyono, Direktur Pengembangan dan Pemasaran Dr. dr. Ratna Dwi Restuti, Direktur Sumber Daya Manusia dan Pendidikan Dr. dr. RA. Trimartani, Direktur Keuangan Haris Fadilah. Turut hadir Direktur Pelayanan Kesehatan Rujukan Kementerian Kesehatan dr. Tri Hesty Widyastoeti Marwotosoeko, serta Staf Ahli Kementerian Kesehatan dr. Roby.

Dari diskusi dengan para dokter di RSCM dan Kementerian Kesehatan, penyebaran virus Covid-19 justru tak sebahaya penyebaran SARS, MERS, Flu Burung, ataupun Flu Babi.

Tingkat kematian Covid-19 berada di sekitar angka 2 persen, sedangkan tingkat kematian SARS mencapai 10 persen. Artinya, masyarakat tetap harus waspada, namun jangan sampai panik berlebihan sehingga menyebabkan aktifitas terganggu.

“Data dari John Hopkins CSSE, hingga tanggal 13 Februari 2020 mencatat dari 60.329 orang yang terkena virus Covid-19, 1.369 meninggal, dan 6.017 bisa kembali sehat. Korban yang meninggal, 1.310 diantaranya berasal dari Hubei, Wuhan tempat awal penyebaran virus Covid-19. Besarnya jumlah korban yang bisa diselamatkan menjadi angin segar bahwa virus Covid-19 tak perlu dihadapi dengan kepanikan luar biasa,” tandas Bamsoet.

RSCM sebagai rumah sakit rujukan nasional harus menyiapkan diri sejak dini. Tak perlu khawatir berlebihan, namun juga jangan lengah. Kita pernah punya pengalaman menangani SARS, MERS, Flu Burung, maupun Flu Babi, yang setidaknya menjadi bekal bagi seluruh instansi untuk menghadapi virus Covid-19.

RSCM telah memperkuat peralatan medisnya dengan memesan 2 alat medis dari Amerika untuk menangani pasien yang diduga terkena Covid-19. Sekitar dua minggu lagi alat tersebut akan tiba di Indonesia. Kesiapan ruangan di RSCM juga sangat baik.(d/2).

Editor: A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *