Walhi Jatim: Kasus Dugaan Keracunan di EMCL Sering Terjadi

BojonegoroDetakpos-Direktur Wahana Lingkungan Hidup (Walhi), Jawa Timur, Rere Kristanto menyatakan kasus dugaan keracunan akibat bau tidak sedap yang ditimbulkan dari lapangan migas Blok Cepu yang dikelola ExxonMobil Cepu Limited (EMCL), Selasa (10/10), bukan untuk kali pertama.

Menurut Rere sudah beberapa kali kejadian. ”Seingat saya tahun kemarin setidaknya dua kali kejadian di Blok Cepu,” ungkap Rere Kristanto dihibungi Detakpos, Jumat (13/10).

Namun, lanjut dia, belum ada satu pun pihak yang dibawa ke pengadilan akibat kecelakaan migas yang menyebabkan korban di pihak rakyat.

Menurut dia, ini adalah problem utama tetap dibiarkan. Ini risiko pertambangan di kawasan padat huni, dan parahnya lagi, hingga sekarang, tidak ada satu pun mekanisme yang memastikan aset-aset sosial rakyat dan lingkungannya aman.”Atau dipastikan bisa segera dipulihkan jika terjadi bencana akibat kecelakaan migas,” tutur dia.

Bahkan belum ada satu pun pihak yang dihadapkan ke pengadilan akibat kecelakaan migas yang menyebabkan korban di pihak rakyat, bahkan dari kejadian sebesar kasus Lapindo.

Sebelumnya Kementerian ESDM melalu Staf Ahli Menteri Ignasius Jonan, Hadi M Djuraid, meminta Disnaket bertindak cepat mengatasi dugaan keracunan itu.Seperti diketahui Camat Gayam, Bojonegoro Hartono, dalam laporannya menjelaskan bahwa empat orang tersebut adalah warga yang sebelumnya pernah melaporkan keluhan serupa mencium bau busuk yang ditimbulkan dari lapangan gas Blok Cepu di desa setempat, pada 26 Oktober.

Empat warga itu mengalami gejala rasa pusing dan mual. Saat itu dirujuk ke RSUD Padangan untuk memperoleh perawatan. Satu pasien atas nama Nurul Sofiana sudah diperbolehkan pulang oleh tim dokter RSUD Padangan, hari itu dan diantar pulang oleh tim Stikes ke rumahnya di Dusun Dawung, Mojodelik.

Warga yang diduga mengalami keracunan yaitu Samini (34), Nyamikarin (26),  Muflikatun Nihmah (30), dan Nurul sopiana (24).

Empat warga itu dilaporkan mengalami gejala keracunan sekitar pukul 16.00 WIB. Sampai pukul 16.11 WIB warga masih mencium bau busuk,” kata dia seraya menambahkan untuk selanjutnya empat warga itu dirujuk ke RSUD untuk memperoleh perawatan.

Namun pihak EMCL menyangkal karena tim medis yang diturunkan saat itu menyatakan tidak terjadi sedokperti yang dikeluhkan mereka.Pihaknya  membantah laporan Camat Gayam, kerena seketika itu juga pihak RSUD Padangan meminta pulang seluruh korban.

Sumber itu membantah tentang munculnya bau tak sedap di kawasan yang dikeluhkan korban. Sebab warga lain tidak merasakan dan mengeluh seperti empat korban. Terbukti orang yang sama yang mengeluh, yang lain tidak merasakan.(d2detakpos)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *