Ketua KPU Apresiasi Pelaksanaan Pilkades Gresik

GresikDetakpos – Ketua KPU Pusat Arif Budiman mengampresiasi pelaksanaan pemilihan kepala desa (pilkades) di 19 desa di Kabupaten Gresik, Jawa Timur, yang sudah memanfaatkan tekonologi informasi (TI) untuk mendeteksi para pemilih di tempat pemungutan suara (TPS). 

“Kami mengapresiasi upaya Gresik dalam pilkades dengan sistem TI. Harapannya kedepan kita bisa melaksanakan pemilu digitalisasi penuh sampai pada pelaksanaan pemilihan dengan voting elektronik,” kata dia di Gresik, Minggu (29/10).

Dalam kunjungannya ke Gresik itu, ia didampingi Ketua Komisi II DPR RI, Zainudin Amali dan Bupati Gresik Sambari Halim Radianto meninjau pelaksanaan pilkades di Desa Kepuhlagen, Kecamatan Wringinanom.

Yang jelas, kata dia, Pemerintah harus mendukung upaya baik ini dan harus kita dukung bersama, apalagi di luar negeri pemilu sudah banyak yang memaksimalkan digital.

“Pemutakhiran Data Pemilih Tetap (DPT) serta pemanggilan pemilih berbasis TI yang dilakukan Gresik adalah sebuah lompatan besar inovasi,” ucap Zainudin Amali.

Hal ini, kata dia, akan disampaikan kepada Mendagri saat rapat komisi, bahwa Gresik sudah selangkah lebih maju. Tinggal perbaikan serta penambahan saja agar nantinya pelaksanaan pilkades bisa lebih baik.

Sejak pagi Bupati Gresik Sambari Halim Radianto mengunjungi beberapa TPS di sejumlah desa yang menggelar pilkades, dari  Desa Putatlor, Boteng, Menganti ketiganya di Kecamatan Menganti.

Di Kepuhklagen, Sambari Halim Radianto dan Arif Budiman  mencoba untuk masuk sebagai pemilih dengan memeriksa jarinya pada “finger” mesin.

Karena tidak terdaftar sebagai pemilih di desa tersebut, maka data Sambari dan Arif Budiman tidak keluar.
 
Dari 19 Desa yang melaksanakan pilkades saat ini, ada lima desa yang pelaksanaan pilkades memanfaatkan TI yaitu Desa Kepuhklagen Kecamatan Wringinanom, Desa Tulung Kecamatan Kedamean, Desa Daun Kecamatan Sangkapura Pulau Bawean, Desa Panjunan dan Desa Kandangan keduanya berada di Kecamatan Duduksampean.

Bupati Gresik Sambari Halim Radianto menyatakan bahwa langkah ini bentuk inovasi, tetapi masih banyak kekurangan sehingga masih membutuhkan perbaikan.

“Ada sedikit kelemahan misalnya sensor finger yang lambat mendeteksi. Hal ini karena jari pemilih yang berkeringat dan kotor. Namun hal ini tidak mengganggu karena secara manual para pemilih tersebut sudah terdata dengan baik,” kata dia menjelaskan.

Yang jelas, kata dia, dengan sistem yang sekarang ini, tidak ada pemilih yang bisa mencoblos sampai dua kali karena masuk dan keluar, para pemilih harus melaksanakan “finger scaner”.

Kabag Humas Suyono, Bupati Gresik sudah melaksanakan validasi data sebanyak 8 persen. “Selebihnya yang belum tervalidasi adalah penduduk Gresik yang sedang bekerja di luar negeri,” ucapnya.

Sesuai data desa yang melaksanakan pilkades serentak yaitu, Desa Tanggulrejo dan Pejangganan (Manyar); Desa Kandangan dan Panjunan (Duduksampeyan); Desa Wedoroanom (Driyorejo); Desa Putatlor, Boteng, Menganti (Menganti); Desa Tulung (Kedamean); Desa Kepuhklagen (Wringinanom).

Desa Bunderan dan Mriyunan (Sidayu);Desa Sukowati dan Sidorejo (Bungah); Desa Tebuwung (Dukun); Desa Sekapuk,Ketapanglor, Karangrejo (Ujungpangkah); Desa Daun (Sangkapura-Pulau Bawean).

“Pada Waktu yang sama Wakil Bupati Gresik juga melaksanakan peninjauan pada Pemilihan Kepala Desa Daun Kecamatan Sangkapura Kepualauan Bawean,” kata Suyono. (*/sdm/detakpos)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *