Muhammadiyah dan NU Jatim Beda Pilihan di Pilpres 2019

SurabayaDetakpos– Dua ormas keagamaan Nahdlatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah di Jawa Timur pada Pilpres 2019 berbeda pilihan.

Berdasarkan hasil riset Surabaya Survey Center (SSC) di wilayah Jatim, warga NU yang memilih pasangan Jokowi-KH Ma’ruf Amin sebanyak 64,2 persen dan yang memilih pasangan Prabowo-Sandi sebanyak 26,2 persen dengan undecided voter sebanyak 9,6 persen.

Sebaliknya, warga Muhammadiyah di Jatim yang memilih pasangan nomor urut 01 hanya sebanyak 38,9 persen dan yang memilih pasangan nomor urut 02 sebanyak 50,7 persen dengan undecided voter sebanyak 10,4 persen.

“Saya kira wajar kalau warga NU di Jatim lebih banyak memilih pasangan nomor urut 01 sebab cawapres KH Ma’ruf Amin merupakan mantan rais aam PBNU,” ujar Direktur riset SSC, Edy Marzuki saat press rilis di Surabaya, dilamsir SabdaNews,Rabu (9/1).

Menurut Edy,  Muhammadiyah dalam kontestasi Pilpres 2019 tidak memiliki kader asli yang ikut maju baik sebagai capres maupun cawapres. Karena itu wajar kalau dukungan warga Muhammadiyah yang diberikan kepada salah satu pasangan capres-cawapres tidak terlalu dominan walaupun PAN yang banyak dihuni kader-kader Muhammadiyah di Pilpres mendukung pasangan Prabowo-Sandi.

“Ormas Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan Islam modernis yang lebih mengedepankan rasionalitas dalam menentukan pilihan politik. Mungkin mereka menilai kinerja pemerintahan Jokowi berhasil sehingga warga Muhammadiyah yang memilih pasangan nomor urut 01 juga cukup besar,” ungkap akademisi asal Pasuruan ini.

Kondisi yang ada pada NU dan Muhammadiyah juga berbanding lurus dengan dua partai yang memiliki basis massa dari dua ormas keagamaan terbesar di Indonesia. PKB yang berafiliasi ke NU sebanyak 66,6 persen konstituennya yang memilih Jokowi-Ma’ruf Amin dan 20,3 persen yang memilih pasangan Prabowo-Sandi serta 13,1 persen menyatakan belum menentukan pilihan.

Sedangkan PAN yang memiliki basis massa warga Muhammadiyah, kata Edy sebanyak 45 persen pemilihnya menyatakan mendukung Prabowo-Sandiaga, kemudian 37,5 persen mendukung Jokowi-Ma’ruf Amin dan 17,5 persen belum menentukan pilihan. “Ini artinya, pemilih PKB lebih loyal dibandingkan pemilih PAN untuk urusan Pilpres,” ungkap Edy Marzuki.

Selain ormas kegamaan Islam, survey SSC juga mengungkap bahwa 70.6 persen responden berlatar belakang suku Tionghoa cenderung mengarahkan pilihan mereka kepada Paslon Jokowi-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019. Kemudian 20 persen lainnya lebih memilih Prabowo-Sandiaga Uno dan 9.4 persen merupakan undecided voters. “Responden dengan latar belakang suku Jawa yang mendominasi di Jatim, Jokowi-Ma’ruf Amin justru unggul dengan 56.5 persen dan diikuti Prabowo-Sandiaga Uno yang mengantongi 30 persen serta undecided voters sebanyak 13.5 persen,” jelas Edy.

Sebaliknya, lanjut Edy Marzuki responden dengan latar belakang suku Madura ternyata lebih memilih Paslon dengan nomor urut 02 dengan raihan 54.4 persen. Sedangkan yang memilih Paslon Jokowi-Ma’ruf Amin hanya sebesar 38.6 persen dan 7 persen sisanya merupakan undecided voters. “Untuk suku lainnya yang merupakan kombinasi dari suku-suku yang ada, Prabowo-Sandiaga Uno juga unggul dengan perolehan 55 persen dan diikuti jokowi-Ma’ruf Amin yang mendapatkan 35 persen dengan total undecided voters sebanyak 10 persen,” lanjut Edy.

Hasil survei yang dirilis oleh SSC dilaksanakan mulai 10-20 Desember 2018 di 38 Kab/Kota di Jawa Timur. Riset menggunakan 1.070 responden melalui teknik stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih sebanyak 3 persen dan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen. (dib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *