Mundurnya Azwar Anas, Kader PDIP ”Rasa” PKB

Analisis Berita: Oleh: HAAdib Hambali, Redaktur Senior dan Pemerhati Politik di Bojonegoro.

BLUNDER. Itulah kata yang pas untuk menggambarkan polemik calon gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf (Gus Ipul), ketika mengungkap ihwal mundurnya cawagub Azwar Anas.

Alih-alih menutupi, Gus Ipul membenarkan bahwa calon pasangannya Azwar Anas mundur dari pencalonan. Azwar Anas telah mengirimkan pesan via WhatsApp kepadanya.Bupati Banyuwangi yang diusung PDIP di Pilkada Jatim 2018 itu digoyang kabar tak sedap. Azwar

Anas menanggapi, ada upaya pembunuhan karakter terhadap dirinya atas munculnya berita hoax yang mengaitkan soal moral. Namun demikian dia telah mundur dari cawagub Jatim.

Memang, sejak awal penunjukan Azwar Anas sebagai cawagub, sudah muncul kontroversi di internal PDIP. Pasalnya dia tergolong kader baru di partai berlambang kepala banteng moncong putih itu.

Dia bergabung ke PDIP saat pencalonan kedua Pilbup Banyuwangi, setelah PKB tidak mencalonkan dirinya lagi. Anas adalah mantan ketua umum IPNU, lama menjadi politisi di PKB, sejak menjadi anggota FKB  hingga menjabat Bupati Banyuwangi.

Muncul anggapan pasangan Gus Ipul-Anas itu ”bleduk ijo” sama-sama PKB. Bahkan muncul kelakar Anas disebut-sebut kader PDIP ”Rasa PKB.” Di internal PDIP ada juga saat itu menduking Bupati Ngawi, Budi “Kanang” Sulistyono, yang mendaftar cawagub melalui PDIP Jatim.

Bahkan menjelang tengah malam penentuan nama Kanang masih kuat bakal ditunjuk Ketua Umum Megawati Soekarnoputri. Realitas politik berbeda, Mega mengumumkan Anas yang menjadi cawagub.

Berangkat dari situlah disebut-sebut arus bawah PDIP tidak bergerak masif sejak Megawati   mengumumkan pasangan ini. Hal ini jadi alasan pihak-pihak yang mempertimbangkan masukkan arus bawah yang menghendaki calon wagub pendamping Gus Ipul adalah kader PDIP asli.

Munculnya foto syuur (kampanye hitam), memantik permintaan sejumlah kiai agar Anas mengundurkan diri. Langkah ini dilakukan untuk menyelamatkan semua pihak. Pencalonan Gus Ipul lancar dan Anas tetap melanjutkan tugas sebagai Bupati.

Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto menyatakan PDIP tidak pernah memiliki pemikiran sedikit pun untuk mengganti Azwar Anas. Perubahan hanya bisa terjadi melalui force majure, misal calon berhalangan tetap, atau mengundurkan diri karena tidak diizinkan oleh keluarga dekat, atau karena kepentingan lebih besar sebelum batas akhir pendaftaran. (Detakpos,4/1/2018).

Polemik muncul Hasto menegaskan, Azwar Anas tidak mengundurkan diri dalam pencalonan di Pilkada Jawa Timur. Adapun pernyataan Gus Ipul tentang pengunduran diri Azwar, semata karena ketidaktahuan Gus Ipul.

Gus Ipul mengaku mundurnya Anas, dirinya ikut terkena imbas. ”Ada imbasnya terhadap saya. Waktu tersisa akan kami manfaatkan untuk mengambil langkah-langkah,” ujar Gus Ipul dalam acara penyerahan mandat politik Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) di kantor DPP PKB di Jakarta, ppJumat (5/1).

Blunder akan berlanjut ketika pihak Gus Ipul dengan DPP PDIP sulit mencari kata sepakat. Bahkan jika saling berhadapan dua kubu yang sana-sama nempunyai pendukung bakal berdampak serius.

Kampanye hitam ini akan menyulut konflik, dan menjadi awal tanda merosotnya elektabilitas kandidat. ”Wallohua’lam Bisshowab”(*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *