Panik, Paslon Rival Khofifah-Emil Dituding Main ‘Kampanye Hitam’

SurabayaDetakpos-Elektabilitas calon gubernur dan wakil gubernur Jatim Khofifah-Emil meningkat signifikan. Dua lembaga survei mengunggulkan pasangan nomor 1 itu. Hanya satu lembaga unggulkan Gus Ipul-Puti.

Populi Center dalam periode: 22-28 April 2018 mensurvei melibatkan 800 responden dengan metode: multistage random sampling margin of error: 3,39%Hasilnya, Khofifah-Emil Dardak: 44% dan Gus Ipul-Puti: 38,8%Tidak tahu/tidak jawab: 17,3%.

Charta Politika periode: 23-29 Mei 2018 melibatkan 1.200 orang dengan Metode: wawancara tatap muka, margin of error: 2,83%Hasilnya, Khofifah-Emil Dardak: 44,6%  dab Gus Ipul-Puti: 43,8%.

Sementara semesta Alam Media dan Research dalam periode: Juni 2018 Responden: 5.760 orang Metode: wawancara tatap mukaMargin of error: 1,32 persenHasilnya Gus Ipul-Puti: 52,2% dan Khofifah-Emil: 47,8%.

Terhadap keunggulan itu, wajar jika pihak pasangan calon lain panik, sehingga menggoyang dengan kampanye hitam.”Biasa, itu ulah paslon sebelah,”ujar tim pendukung Khofifag-Emil KH Mukhlis Muchsin dihubungi Jumat (22/6).

Contoh, pada Kamis (21/6) muncul pelaporan kasus dugaan korupsi Khofifah Indar Parwansa di Kemensos ke KPK.Adalah Forum Komunikasi Masyarakat Sipil (FKMS), Sutikno (DPD LPAI Jatim) dan Nasir (KORNAS RENAS 212 JPRI) yang lapor ke KPK.

Namun KH Zahrul Azhar, juru bicara Khofifah-Emil tidak kaget dengan aksi FKMS yang melaporkan  ke KPK.

Menurut Gus Hans, panggilan akrabnya, hasil hasil survei dari seluruh lembaga kridebel memang sangat tidak menguntungkan mereka.“Fakta ini bisa bikin jebol iman sesorang, lalu melakukan segala cara demi ambisinya. Logis saja, apalagi ini sudah lepas bulan suci Ramadhan, setan sudah tidak lagi dibelenggu. Fitnah seakan menjadi halal,” jelas Gus Hans dikutip Duta.co.

Menurut putra almarhum KH As’ad Umar, PP Darul Ulum, Jombang ini, upaya untuk menggoyang Khofifah-Emil sudah dilakukan dengan berbagai cara. Soal KPK  ini sudah pernah dimunculkan jauh hari lewat meme, tetapi kemudian dihilangkan sendiri oleh mereka karena mengandung unsur pidana.“Rupanya takut juga mereka dipolisikan,” jelasnya.

Sementara Nasir ketika ditanya mengapa baru sekarang memunculkan kasus ini. Bukankah itu proyek tahun 2015 yang, tentu sudah dilakukan audit BPK, Nasir berkilah, untuk memperoleh data dari 512 kabupaten/kota, tidaklah mudah, butuh waktu tiga tahun untuk itu.

Begitu juga ketika ditanya, apakah kedatangan ke KPK ini bagian dari upaya menggoyang Khofifah di Pilkada Jatim, yang posisi sangat kuat,  Nasir justru berkilah tidak mengetahui kalau ada Pilkada atau Pilgub Jatim, meski di situ ada Sutikno (DPD LPAI Jatim).

Saat dijelaskan hampir seluruh lembaga survei menempatkan Khofifah-Emil sebagai pemenang Pilgub Jatim, dan ini yang membuat langkah FKMS sangat politis, Nasir pun berjanji kalau ada dugaan koruspi Gus Ipul, dirinya siap untuk melaporkan ke KPK.(dib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *