Pemilih di Jawa dan Sumatera Tentukan Presiden 2019

JakartaDetakpos–Sejak kampanye dimulai, masing-masing kubu yang
mendukung pasangan memulai berbagai kegiatan. Untuk
melihat dinamika suara pemilih di Indonesia, Alvara Research Center menggelar survei nasional pada 8-22 Oktober 2018.

Riset ini menggunakan multi-stage random sampling dengan melakukan
wawancara terhadap 1.781 responden yang berusia 17 tahun ke atas. Sampel diambil di seluruh 33 Provinsi di Indonesia, dengan jumlah sampel tiap provinsi proporsional terhadap jumlah
penduduk, Provinsi Sulawesi Tengah tidak diikutkan survei karena terkendala dampak gempa bumi di Palu dan sekitarnya.

Rentang margin of error sebesar 2,37% dengan tingkat kepercayaan
95%.

“Secara umum, tingkat popularitas masing-masing tokoh yang menjadi capres dan cawapres cukup tinggi, dengan angka popularitas di atas 90%, Mayoritas pemilih s
mengenal
Capres yang bertarung di Pemilu 2019.

Selain itu popularitas cawapres juga
mengalami
kenaikan” ujar Hasanuddin Ali, CEO & Founder Alvara Research Center di Jakarta, Selasa (6/11).

Menurut persepsi masyarakat, masing-masing kandidat memiliki citra yang berbeda antara satu
dengan yang lain. Hasanuddin mengatakan “Prabowo Subianto memiliki citra tegas dan
berwibawa. Joko Widodo memiliki citra tokoh pekerja keras, merakyat, dan program nyata. Untuk
Cawapres, Sandiaga Uno dan memiliki citra memahami masalah ekonomi, memiliki ide kreatif sedangkan KH Ma’ruf Amin memiliki citra tokoh religius”.

Dalam survei ini Alvara mengukur bagaimana publik menilai masing-masing kandidat dalam
mendekati pemilih Milenial melalui lima Indikator yaitu Practicality, Authenticity, Novelty,
Interactivity, dan Creativity [PANIC].

Practicality, Kandidat menggunakan bahasa yang konkrit, membumi dan terukur, Joko Widodo (62,4%) lebih unggul dibandingkan Prabowo Subianto (45%), sementara Sandiaga Uno mendapat
indeks 44,7% dan KH Ma’ruf Amin 33,7%.
Authenticity, Kandidat tampil apa adanya, dan pencitraan tidak berlebihan, Joko Widodo unggul
dengan nilai sebesar 87% disusul kemudian oleh KH Ma’ruf Amin sebesar 67,9%, Sandiaga Uno
mendapatkan nilai sebesar 57,5 dan Prabowo Subianto sebesar 52,9%.

Novelty, Kandidat memiliki ide dan gagasan baru, Joko Widodo dan Sandiaga Uno bersaing ketat
dengan sama-sama mendapatka nilai sebesar 60,8%, diikuti oleh Prabowo Subianto (
54,5%) dan KH Ma’ruf Amin (40,6%).

Interactivity, Komunikasi kandidat lebih interaktif, tidak sekedar komunikasi satu arah. Joko Widodo unggul dengan nilai 60,3%, diikuti oleh Sandiaga Uno (58,9%), Prabowo (50%) dan KH
Ma’ruf Amin (38,6%).
Creativity, Kandidat menggunakan cara-cara kreatif dalam berkomunikasi dengan pemilih,
Sandiaga Uno ungguk dengan nilai 62%), disusul oleh Joko Widodo (59,8%), Prabowo (50,2%) dan
KH Ma’ruf Amin (34,3%)

Dengan demikian, “Joko Widodo unggul dalam authenticity dan practicality, sementara Sandiaga
Uno unggul di creativity, keduanya bersaing ketat dalam indikator novelty dan interactivity”, ujar
Hasanuddin Ali.

Jika dibandingkan dengan survei sebelumnya, elektabilitas pasangan Joko Widodo-KH Ma’ruf
Amin mengalami kenaikan sedangkan pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengalami
penurunan dan undecided voters sedikit naik dibanding survey Agustus 2018.

Pada survei bulan
Oktober, pada pertanyaan jika pilpres diadakan hari ini maka didapatkan “Elektabilitas pasangan
Joko Widodo-KH. Ma’ruf Amin sebesar 54,1% mengalami kenaikan 0,5% dibanding survei Agustus
2018 sedangkan Prabowo Subianto- Sandiaga Uno sebesar 33,9% yang justru menurun 1,3%
dibanding Agustus 2018, sementara undecided voters menjadi 12%“ terang Hasanuddin Ali.

Bila dilihat dari soliditas pemilih, yaitu pemilih yang tidak mungkin berubah. Pemilih Jokowi-KH
Ma’ruf Amin, 55% menyatakan tidak akan merubah pilihannya, sedangkan pemilih Prabowo-
Sandiaga, 57,7% menyatakan tidak akan merubah pilihannya.

Dari sisi elektabilitas yang dilihat dari sisi geografis, Hasanuddin mengatakan “Pemilih di Jawa dan
Sumatera akan sangat menentukan siapa yang akan menjadi pemenang di pemilu presiden 2019.

Pasangan Joko Widodo – KH. Ma’ruf Amin unggul di hampir semua wilayah, kecuali di Sumatera. ”.
Di Sumatera, Prabowo-Sandi unggul (44,6%) dibanding Jokowi-Ma’ruf (40%), belum memutuskan
(15,4%).

Di Jawa, Jokowi-Ma’ruf unggul (59,1%) dibanding Prabowo-Sandi (29,2%), belum
memutuskan (11,7%).
Di Bali Nusra, Jokowi-Ma’ruf unggul (57%) dibanding Prabowo-Sandi (39%), belum memutuskan
(4%).

Di Kalimantan, Jokowi-Ma’ruf unggul (50,9%) dibanding Prabowo-Sandi (43,6%), belum
memutuskan (5,5%) dan di Maluku Papua, Jokowi-Ma’ruf unggul (77,8%) dibanding Prabowo-
Sandi (20%), belum memutuskan (2,2%). Sedangkan di Sulawesi, Jokowi-Ma’ruf unggul (49,1%) vs
dibanding Prabowo-Sandi (30%), belum memutuskan (20,9%).
Keunggulan Jokowi-Ma’ruf juga terlihat pada semua generasi. Pemilih Gen Z (usia 17-21 tahun),
Jokowi–Ma’ruf unggul (47,9%) dibanding Prabowo–Sandiaga (36%), belum memutuskan (16,2%).
Pemilih Milennial (usia 22 – 37 tahun), Jokowi–Ma’ruf unggul (53,6%) dibanding Prabowo–
Sandiaga (34,5%), belum memutuskan (11,9%). Pemilih Gen X (usia 38 – 53 tahun), Jokowi–Ma’ruf
unggul (57,5%) dibanding Prabowo–Sandiaga (33%), belum memutuskan (9,5%). Pemilih Baby
Boomers (usia lebih 53 tahun), Jokowi–Ma’ruf unggul (57,5%) dibanding Prabowo–Sandiaga
(30,4%), belum memutuskan (12,1%). (dib)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *