Pengamat : Konflik dengan PDI- P, PA 212 Ingin Tunjukkan Eksistensi

JakartaDetakpos– Pengamat politik Fernando Ermas menilai langkah PA-212 sengaja memancing konflik dengan PDI Perjuangan hanya ingin menunjukkan eksistensi keberadaan kelompok tersebut pasca 2016.

“Saya melihat usaha kelompok PA -212 memancing konflik dengan PDI Perjuangan untuk terus menunjukkan eksistensi kelompok dan perjuangan ideologi mereka,”ungkap Direktur Rumah Demokrasi Indonesia ini di Jajarra, Jumat, (26/6).

Apalagi PDI Perjuangan menempuh jalur hukum atas usaha membangun konflik oleh PA 212 yang pada saat melakukan demontrasi melakukan pembakaran bendera PDI Perjuangan.

Dikatakan, kelompok PA 212 ini memanfaatkan momentum dan berusaha mengambil simpati dari penolakan terhadap RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP).

Namun, lanjut dia, usaha yang dilakukan oleh PA 212 ini tidak akan berhasil seperti perjuangan mereka saat pemilihan Gubernur DKI oada tahun 2016 lalu.

Diakui, kalau dilihat dari sejarah perjalanan NKRI bahwa konflik antara kelompok Islam dengan Nasionalis dalam memperjuangkan Ideologi negara sudah ada.

Menurutnya, kalau pun saat ini kembali terjadi antara PA 212 yang identik dengan kelompok agama dan PDI Perjuangan dari nasionalis dipicu oleh adanya usulan RUU HIP.

“Konflik perjuangan 17 Agustus 1945 (Piagam Jakarta) dan 18 Agustus 1945 (Nasionalis) juga dilandasi oleh ideologi negara,”paparnya.

Kelompok yang menginginkan dicantumkan Syariat Islam dalam ideologi selalu berjuang sampai tujuan perjuangannya tercapai.
Sebelumnya, Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengeluarkan perintah harian pasca-insiden pembakaran bendera oartai.

Menurur Mega, PDI P adalah Partai yang sah dan dibangun melalui sejarah panjang serta berakar kuat pada sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, melalui Partai Nasional Indonesia yang didirikan oleh Bung Karno pada tanggal 4 Juli 1927.

PDI Perjuangan juga memiliki sejarah panjang di dalam memerjuangkan hak demokrasi rakyat, meskipun membawa konsekuensi di kuyo-kuyo, dipecah-belah, dan puncaknya penyerangan kantor Partai pada tanggal 27 Juli 1996.

Meskipun demikian, menurut Mega, dalam perjalanannya, PDI Perjuangan tetap dan selalu akan menempuh jalan hukum.

PDI Perjuangan akan terus mengobarkan perjuangan bagi dedikasi Partai untuk Rakyat, Bangsa, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Atas dasar hal tersebut, sebagai Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, ” Saya tegaskan bahwa PDI Perjuangan tidak pernah memiliki keinginan untuk memecah belah bangsa sebab kita adalah pengikut Bung Karno yang menempatkan Pancasila sebagai suluh perjuangan bangsa.(d/2).

Editor: A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *