Jakarta–Detakpos.com-Hubungan PKB dan PBNU kembali sedang tidak harmonis, menyusul pernyataan Ketua Umum Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengatakan bahwa partainya memiliki sekitar 13 juta pendukung solid dan tidak terpengaruh oleh siapa pun, termasuk Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya).
Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMAS menilai Muhaiminr kurang tepat kalau terlalu percaya diri terhadap hasil survei dan pernyataannya mengenai pendukung solid dan tidak terpengaruh oleh siapapun, termasuk Gus Yahya.
“Pernyataan terlalu percaya dirinya Cak Imin semakin memperburuk hubungan antara PKB dan NU,”ujar pengamat politik Untag ’45’ Jakarta dihubungi Senin (9/5/2024).
Dikatakan, selama ini sebagian besar warga NU kurang cocok dengan Muhaimin Iskandar karena dianggap pernah berkhianat terhadap Gus Dur sewaktu ingin mengambil alih PKB.
Walaupun berdasarkan hasil beberapa lembaga survei bahwa pendukung PKB loyal dan solid, “Saya perkirakan hubungan antara Cak Imin dengan Ketum PBNU Gus Yahya sangat memberikan pengaruh terhadap perolehan suara PKB pada Pemilu 2024.”
Gus Yahya sebagai Ketum PBNU akan menjadi rujukan bagi warga Nahdliyin dalam menentukan sikap dan pilihan politiknya.
“Akan sangat mungkin perolehan suara PKB akan jatuh jauh pada pemilu 2024 apabila Muhaimin tetap terlalu percaya diri dan sombong atas dara hasil survei yang sepertinya sangat mengabaikan peran penting Ketum PBNU Gus Yahya,”tandas dia.
Cak Imin mengatakan bahwa partainya memiliki sekitar 13 juta pendukung solid dan tidak terpengaruh oleh siapapun. Termasuk Ketua Umum PBNU Gus Yahya.
“Semua lembaga survei (menyebut) pemilih PKB adalah loyal, solid sekali sampai ke bawah. Bahkan, Yahya Cholil Ketum PBNU ngomong apa aja terhadap PKB, enggak ngaruh sama sekali,” kata Muhaimin pada program “Ngabuburit Bersama Tokoh” CNN Indonesia TV.
Ia meyakini dukungan suara itu akan membesar jika ia mencalonkan diri pada Pilpres 2024 nanti.
Cak Imin dan PKB dimungkinkan akan dijauhi warga Nahdliyin, yang mayoritas merupakan basis massanya. Jika ini terjadi, elektabilitas Cak Imin dan PKB akan menurun. Hal ini tentu akan berbahaya bagi cak Imin dalam upayanya mejadi capres dan peluang suara PKB akan menurun pada Pilpres 2024.
Mendongkel Cak Imin
Pengamat komunikasi politik Universitas Esa Unggul, M. Jamiluddin Ritonga mengatakan, lebih berbahaya lagi bila warga Nahdliyin yang kecewa kepada Muhaimin bersatu dengan Gusdurian.
“Mereka akan menjadi kekuatan untuk mengembosi Cak Imin dan PKB,” katanya dilansir TIMES Indonesia Senin (9/5/2022).
Bahkan tak menutup kemungkinan kekuatan itu dapat mendongkel Muhaimin dari orang nomor satu di PKB. Kalau ini terjadi, maka posisi Cak Imin lanjut dia, sebagai ketua umum PKB tentu dalam berbahaya.
“Hal itu tentu akan membuat elektabilitas Cak Imin turun. Kecilnya elektabilitas kiranya akan membuat dirinya tidak dilirik partai lain,” jelasnya.
Jamiluddin mengatakan, kecilnya elektabilitas Cak Imin karena ia tak mampu mengelola warga Nahdliyin atau lebih tepatnya tak mau bersahabat dengan PBNU. Ia juga tak mampu merangkul Gusdurian.
“Celakanya lagi, justru ia berseteru dengan PBNU. Lengkapnya catatan minor Cak Imin bagi warga Nadliyin. Semua ini tentu menjadi penyebab sulitnya elektabilitas cak Imin dikerek,” ujarnya.
Diketahui, diberbagai survei elektabilitas Muhaimin memang menyedihkan. Sebagai Ketua Umum PKB tak seharusnya ia mendapatkan elektabilitas yang begitu rendah.(d/2).
Editor: A Adib