Jakarta–Detakpos-Koalisi Gerindra, PAN dan PKS terancam buyar, menyusul sikap Ketua Umum Zulkifli Hasan berkoalisi mendukung Khofifah-Emil Dardak, dan PKS mendukung cagub Saifullah Yusuf (Gus Ipul).
Sementars PKS yang masuk koalisi PKB-PDIP amat sulit bagi partai pimpinan Ketua Umum Megawati. Bahkan diprediksi PDI Perjuangan biss keluar dari koalisi jika sampai bergabung.
Direktur Lembaga Survei Opini Publik Ziyad Falahi mengatakan, jika PKS secara official masuk, maka PDIP berpeluang besar keluar.”Alasanya, PKS dan PDIP hampir mustahil berkoalisi pada Pilpres 2019.
Sedangkan Pilgub 2018 kali ini adalah play off menuju 2019,”ujar pengamat jebolan Unair itu, Rabu, (10/1). Menurut dia, PKS adalah Partai yang suaranya relatif stabil dari setiap pemilu. Partai itu bisa merugi jika tidak mengetes kesolidan teamwork mereka pada ajang pilgub kali ini.
Terlebih PKS tidak mempunyai beban historis di Jawa Timur. Berbeda dengan Jabar.Atau, menurut Ziyad, masuknya PKS bisa dimaknai sebagai upaya untuk memperbaiki hubungan dengan PKB.
”Ironi, nampaknya koalisi Prabowo mulai terkena syndrom takut kalah setelah leading di Pilgub DKI,'”ujar Ziyad.
Mereka memainkan strategi sporadis dengan memecah ikatan koalisi di beberapa provinsi yang sulit ditaklukkan. ”Ya seperti Jatim. Semacam ada paranoia, publik akan jenuh dengan poros Gerindra-PKS,”pungkasnya.(d2)
