Poros Baru, Tandingi Koalisi Karta Negara-Teuku Umar

JakartaDetakpos-Suhu politik menjelang pelantikan Presiden Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan pembentukan Kabinet Kerja jilid II semakin memanas.

Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Arief Poyuono pun mengingatkan ihwal kabar terbentuknya poros Kartanegara dan Teuku Umar pasca-Pilpres 2019.

Ketum Gerindra Prabowo Subianto dan Ketum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri telah bertemu dua kali yang mengisyaratkan terbentuknya poros tersebut.

Spekulasi munculnya penolakan dari partai koalisi pendukung Jokowi-Ma’ruf Amin. Partai Golkar, PKB, Nasdem dan PPP menyatakan sebaiknya Gerindra mengambil sikap oposisi demi tegaknya demokrasi.

Bahkan Ketua Umum Nasdem bermanuver politik bertemu dengan Gubernur DKI Anies Baswedan, dan pimpinan parpol koalisi menggelar pertemuan minus PDI Perjuangan.

“Bisa menyebabkan terbentuknya poros baru yang kurang begitu happy dengan pertemuan poros Kertanegara dan Teuku Umar,”kata Arief Poyuono di Jakarta, Minggu (11/8).

Jika poros baru terbentuk dari tujuh parpol di luar PDI Perjuangan dan Gerindra, menurut Arief, maka mereka berharap bisa melakukan posisi tawar yang lebih besar dan kuat kepada Joko Widodo nantinya, dan poros Teuku Umar- Kertanegara bisa bisa kerepotan.

“Jika tujuh parpol menekan Joko Widodo dengan mengancam akan di luar
pemerintahan, ini yang perlu diantisipasi,”katanya.

“Hal ini bisa terjadi karena tujuh parpol tersebut punya chemistry hubungan yang kuat juga,”tandas Arief

Misal, kata Arief, Ketua Umum Partai Demokrat (PD), Susilo Bambang Yudhoyno (SBY), dengan Surya Paloh juga dekat, SBY dengan Ketum PKB Muhaimin juga dekat, SBY dengan Golkar juga memiliki kedekatan begitu Juga dengan yang Lain.

Belum lagi SBY dengan elite di luar kekuatan parpol, dia juga mempunyai kedekatan, misalnya, SBY-Luhut Binsar Panjaitan, Hendropriyono yang bisa disebut three musketer general pengatur kekuasaan di republik ini .

Arief mengingatkan agar Koalisi Kartanegara-Teuku Umar tidak menganggap enteng SBY

” Kalau sudah bangun dari kesedihannya dan melakukan kondolidasi politik maka peta politik bisa berubah semua. Jadi ini harus jadi pertimbangan Juga loh dan tidak boleh terlena,”tutur dia.

Apalagi Joko Widodo sangat membutuhkan dukungan politik penuh untuk menuntaskan program program nya agar sukse di periode

Direktur Rumah Demokrasi Indonesia Fernando Emas menilai penolakan dari partai koalisi PDIP yang ada di DPR terhadap Gerindra merupakan hal yang serius.

Empat partai koalisi pastinya takut berkurang jatah menteri yang akan mereka terima. Selain itu akan kehilangan menteri strategis yang mereka dapatkan karena diinginkan oleh Gerindra.

“Saya tidak yakin kalau Golkar, PKB, Nasdem dan PPP mau kehilangan kursi menteri pada kabinet Jokowi-Amin karena keluar dari koalisi.”

Pengama politik Untag ’46 Jakarta itu, bagaimana pun empat partai tersebut tidak mau kehilangan, karena pos menteri dijadikan oleh partai sebagai sumber dana dan program-program yang bisa dimanfaatkan oleh partai untuk kepentingan 2024.(d/2).

Editor: A Adib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *