Sandi Uno Ketum PD, Itu Imajinasi Konyol

JakartaDetakpos-Salah satu pendiri Partai Demokrat (PD) Ahmad Mobarok menuding permyataan Andi Arief soal Kongres Luar Biasa (KLB) partai berlambang bintang mercy mengusung Sandiaga Uno itu tidak memiliki dasar dan mengada ada.

Dia pun enggan menanggapinya. “Gak perlu ditanggapi imajinasi konyol,”tulis Ahmad Mubarok dihubungi Detakpos via WA, Selasa (18/6).

Andi Arief sebelumnya menyatakan bahwa sikap anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Max Sopacua, pendiri Demokrat, Ahmad Mubarok dan tokoh senior lain seperti Ahmad Jaya dan Ishak yang mendesak digelar KLB diakui bukan hal mengejutkan.

Andi Arief bahkan menuding tokoh-tokoh tersebut sempat hendak menjadikan Sandiaga Uno dan Gatot Nurmantyo sebagai pengganti Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Demokrat.

“Kami sudah tahu kalau Mubarok, Max Sopacua akan mendatangkan kursi Ketum Demokrat kepada Sandiaga Uno, Gatot Nurmantyo dan lain-lain,” kata Andi Arief di akun Twitternya, Minggu (16/6).

“Menjadi makelar memang kerap menguntungkan, tapi Sandiaga Uno atau Gatot Nurmantyo bukan orang yang bodoh yang bisa dibohongi,” imbuhnya.

Baginya, para tokoh yang tergabung dalam Gerakan Moral Penyelamatan Partai Demokrat (GMPPD) itu sudah tak pernah berkontribusi terhadap partai.

Di sisi lain, manuver Max cs juga dinilai tak memperlihatkan jiwa kemanusiaan sama sekali mengingat Ketum Demokrat, SBY serta para kader masih berduka atas meninggalnya Ani Yudhoyono.

Atas hal itu, ia, enggan untuk meladeni manuver para senior partai tersebut.

“Tidak tepat waktunya mengajak kami dan Pak SBY ‘berkelahi’. Sekarang kami sedang berduka atas kepergian Ibu Ani. Adakah hati dan kemanusiaan?” tandasnya.

Sebelumnya, Andi Arief juga menjadi pihak tertuduh dan dianggap sebagai salah satu penyebab merosotnya elektabilitas Demokrat di Pemilu 2019.

Selain Andi Arief, politisi lain yang dituding Max Sopacua menurunkan elektabilitas partai adalah Ferdinand Hutahaean.

Selain menuding pihak-pihak tersebut, GMPPD mendesak Demokrat segera menggelar KLB paling lambat pada 9 September 2019 dengan dalih menyelamatkan partai.(d2).

Editor. : AAdib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *