Jakarta–Detakpos.com-Respons para loyalis Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) yang menyerang Yusril Ihza Mahendra sebagai kuasa hukum kader Partai Demokrat untuk melakukan judicial review mengenai AD/ART Partai Demokrat ke Mahkamah Agung sangat memalukan.
Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando EMaS menegaskan kenapa loyalis ingin membatasi kebebasan Yusril Ihza Mahendra dalam menerima kuasa dari empat kader Partai Demokrat untuk melakukan judicial review ke Mahkamah Agung yang disahkan Kumham 18 Mei 2020.
Apapun alasannya para loyalis AHY tidak memiliki hak untuk melarang Yusril menerima kuasa dari Muhammad Isnaini Widodo, Nur Rakhmat Juli Purwanto, Ayu Palaretins dan Binsar Trisakti Sinaga,”kata pengamat politik Untag ’45’ di Jakarta, Sabtu (25/9/2021).
Ditegaskan, sebagai pihak yang merasa diperlakukan tidak adil oleh Partai Demokrat di bawah kepemimpinan AHY, mereka memiliki hak untuk memperjuangkan haknya berdasarkan UU yang berlaku.
Keempat pemberi kuasa kepada Yusril sedang melakukan perjuangan untuk melawan dinasti politik dalam Partai Demokrat.
“Mereka merasa sedang dikebiri haknya dalam menjalankan demokrasi di Partai Demokrat sehingga melakukan judicial review terhadap AD/ART Partai Demokrat,”tegas Fernando EMaS
“Dengan berusaha mengintervensi Yusril, para loyalis AHY sedang “memperkosa” hak para pencari keadilan,”tambah dia.
Sebaiknya para loyalis AHY Jangan frustasi menghadapi proses hukum yang merupakan sesuatu hal biasa dalam negara demokratis yang menjunjung tinggi hukum.
“Jangan selalu ingin mengintervensi pihak lain termasuk Yusril yang memiliki hak untuk menerima kuasa dan membela siapa pun yang menginginkan keadilan,”tandas dia.
Pihak AHY sebaiknya menyadarkan diri mereka, lanjut dia, bahwa Partai Demokrat adalah aset bangsa yang wajib dijaga semua komponen bangsa yang ingin menguasai Partai Demokrat menjadi aset pribadi.(d/2).
Editor: A Adib