Yudhistira Naik Tahta

GONJAN ganjing di tahun politik mulai menggeliat. Setidaknya setelah dideklarasikan calon presiden (capres) Ganjar Pranowo, Prabowo Subianto dan Anies Baswedan. Terakhir Presiden Jokowi mendapat laporan hasil Musawarah Rakyat (Musra), Salah satu capres hasil penjaringan adalah Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto, selain Ganjar dan Prabowo.

Peta politik Pilpres 2024 juga masih anomali, tidak mudah diprediksi dan bisa berubah kapan saja. Suhu pun memanas. Spekulasi politik bermunculan.

Misal Denny Indrayana, Guru Besar Hukum Tata Negara ini menyebut Ganjar menjadi capres utama, Prabowo cadangan dan Anies harus menghadapi upaya penyingkiran.
Wajar jika hingga saat ini Ketua Partai Nasdem belum berhasil membentuk koalisi yang bisa mengusung Anies.

Salah seorang tokoh politik dan penggemar wayang berkisah dengan mengirim pesan lewat WA, Selasa (16/5/2023. Dia pun bercerita tentang persaingan menjrelabg Pilpres 2024, dengan dan menggambarkan kisah perang Bharatayudha.

Ibarat kisah babat perang Baratayudha,
Batara Guru sedang bingung atas keberadaan Adipati Karna, anak Ibu Kunti dari Betara Surya yang berpihak dan membela Kurawa, musuh Pandawa. Maklum kedudukannya di kayangan sehingga agak gamang menghadapi situasi politik saat itu.

Dia pun mengibaratkan
Anies Baswedan itu sebagai tokoh Raja Angga Karna atau Adipati Karna atau Surya Putra yang sangat sakti mandraguna dan mahir memanah.

Adipati Karna dilindungi Bathara Surya dengan rompi dan anting anting yang mampu menangkal segala senjata termasuk Pasopati, senjata milik Arjuna dari Maha Dewa Siwa.

Ganjar Pranowo dalam pewayangan digambarkan sebagai Arjuna yang dikenal sebagai karakter wayang yang gagah berani dan hebat dalam memanah. Selain itu, mempunyai wajah yang tampan dan hati yang lembut sehingga banyak wanita jatuh cinta kepadanya. Tidak mengherankan jika dalam berbagai survei selalu unggul. Elektabilitasnya cukup tinggi.

Prabowo Subianto digambarkan sebagai tokoh Bimo: gagah perkasa, kuat, berani, teguh, patuh, dan jujur. Bima digambarkan sangat ahli menggunakan senjata gada.

Sementara itu Airlangga digambarkan sebagai tokoh Yudhistira yang memiliki sifat bijaksana, baik hari, jujur dan tidak berdusta, bermoral, dan pemaaf.

Menghadapi Adipati Karna ini Betara Guru kebingungan bagaimana cara menyingkirkan dari kontestasi.Nah siaoa yang bisa membereskan Karna.
Secara logika dan perhitungan kekuatan Pandawa kalah atau dengan mudah dikalahkan oleh Kurawa.

Basudewa Krisna memahami situasi itu dan mampu melihat peta besar dampak perang Baratayudha. Keutamaan Krisna yang dilakukan menjadi inspirasi atas hidup dan kehidupan manusia sepanjang zaman.

Akhirnya Krisna meminta kepada untuk menanggalkan rompi dan anting anting sakti kepada Bayara Surya. Adipati Karno pun gugur dalam perang tersebut .

Yudhistira akhirnya yang dinobatkan menjadi Raja Astina pasca tumbangnya Kurawa dalam babat perang Bharatayuda. Arjuna dan Bima hanya terjun di medan laga.

Krisna dari anak Purbalingga dari lembah Gunung Selamat ini menilai sosok Airlangga Hartarto akhir akhir ini menemui elite politik dari berbagai partai. Ia menilai gaya komunikasi Airlangga menjadikannya sebagai tokoh sentral politik Pilpres 2024.
Apa yang dilakukan sangat bagus, membuka kanal- komunikasi dengan semua pihak.
.
Karena itu, komunikasi politik yang dilakukan Airlangga dengan berbagai pihak tentunya membuka jalan dan titik temu dalam upaya penetapan capres dan cawapres 2024.

Airlangga Hartarto sebenarnya  sosok tokoh luar biasa dan bisa didorong menjadi capres, seperti dilakukan Yudhistira yang akhir naik tahta.

Sejumlah kinerja yang menurutnya berhasil dijalankan Airlangga yakni saat Indonesia berhasil bertahan ditengah krisis ekonomi saat wabah covid terjadi di Indonesia.

Selain itu, di saat beberapa negara mengalami krisis, Indonesia bisa tumbuh dari minus hingga 7 persen dan itu menjadi pencapaian yang luar biasa.(*)

Editor; AAdib

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *