FTGN : Petani Harus Sadar Benih Tebu Berkualitas

BojonegoroDetakpos – Forum Transparansi Gula Nasional (FTGN) Yogyakarta menyatakan petani sudah selayaknya harus sadar benih tebu berkualitas kultur jaringan, karena mampu meningkatkan produksi tanaman tebu secara sifnifikan.

Tetapi petani tebu juga harus menguasai teknik pengembangan benih tanaman tebu berkualitas kultur jaringan menjadi benih tanaman tebu yang siap tanam.

“Proses benih tebu kultur jaringan menjadi benih tebu yang siap tanam membutuhkan waktu selama 8 bulan,” kata Ketua Bidang Pemberdayaan Petani FTGN Ardianto Santoso, dalam perbincangan dengan detakpos di Bojonegoro, Rabu (13/11).

Untuk itu, sebagaimana dijelaskan Adrianto, idealnya para petani tebu membentuk kelompok tani tebu dengan membuat laboratorium inti invitro kultur jaringan. Secara teknik pembuatan laboratorium inti invitro hanya membutuhkan tanah sekitar 1.000 meter persegi.

Namun, lanjutnya, dengan adanya laboratorim inti invitro kultur jaringan di atas tanah seluas 1.000 meter persegi itu bisa memproduksi benih tebu sekitar 1 juta invitro atau setara dengan 10 ribu hektare kebun tebu giling.

“Kalau petani tebu membeli benih tebu kultur jaringan yang siap tanam harganya mahal. Tapi kalau petani belajar mengembangkan laboratorium benih tebu invitro kultur jaringan akan mengurangi biaya produksi cukup tinggi,” ucapnya menjelaskan.

Ia memberikan gambaran benih tebu invitro yang masih dalam kotak kecil untuk proses menjadi benih siap tanam harus dilakukan secara bertahap. Benih itu harus dibiasakan beradaptasi dengan alam yang akhirnya ditempatkan dalam bedengan sebelum akhirnya ditanam.

Mengenai teknik pengembangan laboratorium inti tebu invitro kultur jaringan tidaklah sulit, karena bisa dipelajari oleh para petani.

“Kalau petani mampu mengembangkan laboratorium inti invitro kultur jaringan tanaman tebu maka akan sangat menguntungkan,” tuturnya.

Yang jelas, menurut dia, memanfaatkan benih tebu berkualitas kultur jaringan akan mampu meningkatkan produksi tanaman tebu dua kali lipat.

Sebab, benih tanaman tebu kultur jaringan selain tahan berbagai hama penyakit, juga kalau ditanam bisa beranak sekitar 20 tanaman tebu, berbeda dengan benih tebu yang bukan kultur jaringan hanya bisa beranak sekitar tujuh tanaman tebu.

“Apalagi kalau petani bisa menjual tebunya dengan sistim beli putus di pabrik tebu dengan harga yang memadai maka petani akan semakin bersemangat untuk meningkatkan produksi tebunya,” ucapnya.

Di Jawa Timur, lanjut dia, FTGN mengembangkan benih tanaman tebu berkualitas kultur jaringan di Desa Pacing, Kecamatan Parengan, Tuban, di atas lahan milik Supardi Gofar.

“Harapan kami pengembangan benih tanaman tebu berkualitas kultur jaringan di Tuban bisa ditiru petani tebu lainnya tidak hanya di Tuban, tapi juga Bojonegoro dan Lamongan,” katanya. (*)

Penawarta: Agus S
Editor : Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *