Jakarta, detakpos – Indonesia bersama negara-negara lain di dunia bersepakat untuk menekan emisi gas rumah kaca.
Terkait hal itu Presiden Joko Widodo sejak 2010 membentuk lembaga setara Kementerian yang secara khusus bertugas memantau perubahan iklim di Indonesia.
Tugas Kami memantau soal perubahan iklim di Indonesia terkait kinerja industri, sebab indusri salah satu penyumbang efek rumah kaca terbesar, selain aktifitas rumah tangga,” kata Utusan Khusus Presiden untuk Pengendalian Perubahan Iklim, Rachmat Witoelar, saat ditemui di kantornya, di Jakarta, Rabu (5/4).
Menurut dia, ada beberapa aktifitas keseharian manusia yang cukup berperan dalam menyumbang emisi gas rumah kaca, misalnya membuang sampah dan kesibukan lalu lintas.
“Semua orang kini menggunakan motor, mobil. Ini semua juga berpengaruh. Selain juga industri yang mengolah alam, seperti batu bara dan juga industri semen,” tutur dia.
Meski demikian, ia mengatakan pelaku industri semen nasional cukup kooperatif dan memiliki kesadaran tiggi untuk turut berperan dalam menekan emisi gas rumah kaca.
Salah satunya dengan menangani sekaligus menurunkan emisi CO2 yang dihasilkan dari kegiatan produksinya.
“PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) sebagai salah satu pelaku utama Saya pikir telah membuktikan komitmennya. Kita tahu, mereka melalui anak usahanya, yaitu Semen Padang, Semen Tonasa dan Semen Gresik yang tersebar di berbagai lokasi, berkontribusi besar dalam menekan emisi CO2 di Indonesia,” paparnya.
Tak hanya soal penanganan emisi gas rumah kaca, lanjut Rachmat, SMGR juga terbukti berkomitmen dalam pelestarian lingkungan melalui tanggung jawabnya dalam mengembalikan fungsi lahan bekas tambang.
“Meski Saya belum melihat sendiri di lapangan, tapi sudah banyak laporan positif terkait hal itu. Lahan bekas lahan ditanami lagi, direboisasi, dilakukan biodiversity, fungsi tanahnya dikembalikan, airnya dijaga. Ada nurani di sana.
Tidak sekadar kewajiban, tapi kesadaran. Ini tidak banyak disadari. Misal di (tambang) batubara, ini belum banyak,” ungkap Rachmat.
Karena itu, Rachmat dalam kesempatan ini menyampaikan apresiasinya pada SMGR dan berharap agar kesadaran serupa juga dimiliki oleh para pelaku industri lain.
Ia juga mengharapkanagar SMGR tidak berpuas diri dan senantiasa meningkatkan upayanya dalam menekan emisi gas rumah kaca di wilayah operasional produksinya.
“Teknologi kan terus berkembang. Yang sekarang kita anggap bagus, esok hari ada yang lebih bagus. Sekarang saja di luar negeri sudah ada (perusahaan) yang zero emition. Saya harap SMGR juga mengarah ke sana,” paparnya. (Semen Gresik/detakpos)