Taman Bukit Daun di Tuban, Jadi Objek Wisata

TubanDetakpos –  Tempat wisata taman “bukit daun” yang berada di Desa Sumberarum, Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban, Jawa Timur, tengah populer dikalangan wisatawan.

Lokasinya berada 18 km dari Kota Tuban, atau membutuhkan waktu sekitar ½ jam perjalanan dengan menggunakan kendaraan.

Disebut “bukit daun” karena taman ini menyerupai bentuk daun yang berada diketinggian. Siapa sangka, lokasi yang memiliki pemandangan indah dan berhawa sejuk ini adalah lahan bekas tambang batu kapur milik Semen Indonesia.

Pada hari ini, taman  “bukit daun” tersebut diresmikan oleh Deputi Bidang Logistik, Kawasan dan Pariwisata Kementerian BUMN, Edwin Hidayat Abdullah bersama Direktur Utama Semen Gresik Mukhamad Saifudin didampingi Direktur Utama Semen Indonesia Hendi Prio Santoso, Direktur Keuangan Semen Gresik Ginarko Isnubroto dan Direktur Produksi Semen Gresik Joko Sulistyanto.

Sekretaris Perusahaan Agung Wiharto dalam release yang diterima detakpos di Bojonegoro, Minggu (25/2), mengatakan, taman bukit daun yang diresmikan ini menempati lahan seluas 1.000 meter persegi. Taman ini mulai dibangun akhir Desember 2016 dan selesai pada Januari 2018.

“Taman bukit daun selain rindang, juga memiliki 10 tanaman langka yang sudah jarang dijumpai, seperti; kawista, damar, gaharu, ulin, duwet, kurma dan tanaman jenis obat yang khusus kita tanam dilahan tersebut,” kata dia menjelaskan.

Menurut dia, taman bukit daun akan menjadi wahana wisata baru bagi masyarakat. Beberapa fasilitas telah kami siapkan, diantaranya tempat parkir dan toilet.

Selain itu, bagi yang suka mengunggah swafoto juga disediakan spot foto yang menarik. Taman Bukit Daun dibuka setiap hari pada jam tertentu. Hari Senin – Jum’at dibuka pukul 15.00 – 17.00 WIB.

Sedangkan pada hari Sabtu – Minggu bisa dinikmati mulai jam 08.00 hingga jam 17.00”, ujarnya.

Lebih lanjut Agung Wiharto menambahkan bahwa Semen Indonesia dalam melakukan penambangan selalu mengedepankan praktik penambangan yang ramah lingkungan.

Sebagai contoh, lahan pascatambang batu kapur dirubah menjadi sarana wisata dan hutan yang hijau. Sedangkan lahan pascatambang tanah liat dijadikan embung penampung air yang bisa difungsikan untuk budidaya ikan dan pengairan lahan pertanian bagi masyaraat sekitar,” ujarnya. (*/d1)

       

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *