Wisata Reuni I – Nikmatnya Menikmati Kue Serabi Pagi

Bojonegoro – Detakpos – Matahari masih enggan menampakkan sinarnya pagi itu di kawasan Bojonegoro, Jawa Timur,  Selasa (27/6/2017).

Tidak hanya itu jalanan di sepanjang kawasan di depan Griya MCM Hotel di sejumlah lokasi masih basah sisa hujan semalaman.

Tetapi, Yu Juminten penjaja serabi di pintu gerbang Griya MCM Hotel dengan dibantu satu tenaga kerja sudah sibuk menyalakan tungku pembakar kue serabi sejak pukul 05.00 WIB.

“Kue serabi ini saya datangkan khusus melayani wisatawan domestik (wisdom) yang datang dari berbagai daerah di Tanah Air,” kata Pemilik Griya MCM Hotel Bojonegoro Moch. Subechi, Selasa (27/5).

Tidak tanggung-tanggung Yu Juminten juga bergaya ala penjual tradisional dengan mengenakan jarit dan berbaju seksi sehingga kelihatan “menor”, tetapi tetap sigap melayani pemesan kue serabi baik yang memanfaatkan parutan kelapa atau santan kelapa.

Para pemesan kue serabi dari para wisdom yang sebagian besar sudah purna tugas dari pekerjaannya itu, berusia sekitar 60 tahun, baik yang laki-laki maupun perempuan masih nampak “tahes”. Mereka itu tergabung dalam grup WA Konco Lawas dengan admin Totok Sugiharto dan Tantri Herawaty yang masing-masing menetap di Purwakarta dan Jakarta.

“Ini merupakan reuni yang bersahaja tanpa harus memamerkan pangkat dan kekayaan,” ucap bagian dokumentasi reuni Deddy Bahtiar menjelaskan.

Puluhan wisdom dengan berseragam orange khas Tim Persibo, mengerumuni Yu Juminten untuk memesan serabi, sebagian lainnya asyik bercengkerama berkelompok dan lainnya berfoto selfie di depan patung kuda di hotel itu.

“Hidangan kue serabi dilengkapi dengan kopi, teh dan kue secang ini juga untuk menunggu wisdom lainnya yang tidak menginap di hotel. Kan mereka banyak juga yang masih memiliki keluarga di Bojonegoro,” katanya menjelaskan.

Mengapa kue serabi? Sebagaimana dijelaskan Moch. Subechi,paket wisata reuni yang diprakarsai MCM bekerja sama dengan Masyarakat Pariwisata Indonesia dan Badan Pengembangan Promosi Pariwisata Daerah (BPBD), karena pesertanya bukan murni wisdo luar daerah.

Mereka yang jumlahnya puluhan wisdom itu, kata dia, merupakan warga kelahiran Bojonegoro atau warga yang memiliki kenangan memori di daerah setempat, tetapi menetap di berbagai daerah di Tanah Air.

Oleh karena itu, menurut dia,  hidangan yang disajikan kue serabi juga tempe lengkap dengan cabai yang merupakan makanan khas daerah setempat yang pernah dinikmati wisdom itu ketika masa kecilnya di bumi Angling Dharma.

Bahkan, wisdom yang masih menetap di Bojonegoro juga menyediakan berbagai aneka makanan yang pernah dinikmati teman-temannya, antara lain, “jembret”, kucur, untuk yuyu, juga yang lainnya.

“Mereka pasti semua pernah menikmati kue serabi di masa kecilnya. Dengan begini akan mengembalikan memori ingatan mereka, karena rata-rata wisdom ini berusia sekitar 60 tahun,” katanya.

Sebut saja, Dosen Univeristas Mataram Dr. Hendri, juga Yoyok Muri, datang dari Mataram NTB, dan Nunuk dari Magelang, juga beberapa lainnya yang datang dari Jakarta, juga Purwakarta.

“Saya sudah puluhan tahun meninggalkan Bojonegoro, sehingga tidak hanya kangen dengan tempat asal saya juga kue serabi juga makanan lainnya,” ucap Hendri yang menetap di Mataram NTB.

Ia mengaku terbang dari Mataram NTB dengan pesawat terbang, turun di Bandar Juanda Suraba. Menginggat lebaran, iapun harus bersiasat agar bisa sampai di Bojonegoro agar tidak ketinggalan acara wisata reuni yang digelar teman-temannya.

“Saya naik kereta api (KA) sehingga bisa lebih awal datang,” ucapnya.

“Saya yakin salah satu pesertanya ini dulunya ada putri Indonesia di era 1970,” kata Ketua Masyarakat Pariwisata Indonesia Wahyu Setiawan.

Ia dengan ditemani rekannya Pipit dan Adib dengan memanfaatkan bus kecil memandu puluhan wisdom yang datang dari berabagai daerah di Tanah air untuk mengunjungi kebun belimbing di Desa Ngringinrejo, Kecamatan Kalitidu.

Selain itu, juga mengunjungi objek wisata minyak “The Little” Teksas Wonocolo, di Kecamatan Kedewan yang masuk kawasan Geoheritage Petroleum.

“Banyak lokasi objek wisata di Bojonegoro yang bisa dijual menjadi paket wisata reuni,” kata Wahyudibenarkan Moch. Subechi. (Ag/detakpos)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *