Detakpos.com – Gelombang kemarahan publik atas kekerasan aparat meledak di depan Polda NTB.
Puluhan pemuda, mahasiswa, dan komunitas ojol yang menamai diri sebagai Aliansi Kaukus Rakyat Melawan menggelar aksi kemanusiaan yang berapi-api, menuntut keadilan bagi korban kekerasan polisi dalam demonstrasi di depan Gedung DPR RI.
Aksi ini merupakan respons keras atas insiden tragis yang menewaskan seorang pengemudi ojek online (ojol) dan melukai puluhan demonstran lainnya.
Tuntutan Keadilan dan Seruan Perlawanan Menggema
Aksi yang dihadiri sekitar 50 orang pada 29 Agustus pukul 16.00 WITA ini diwarnai dengan orasi solidaritas yang mendalam dan seruan perlawanan terhadap segala bentuk tindak kekerasan oleh aparat.
Seorang perwakilan ojol, dengan suara bergetar, menyampaikan duka cita mendalam atas gugurnya rekan mereka. Ia mendesak kepolisian untuk segera memproses hukum terduga pelaku dan menjamin transparansi total dalam prosesnya.
“Sudah terlalu banyak kasus serupa yang prosesnya lambat dan ditutup-tutupi,” tegasnya, mencerminkan kekecewaan yang dirasakan banyak pihak.
Tak kalah lantang, Wisnu Harhaf, koordinator lapangan aksi, menyoroti betapa ironisnya hidup di negara yang menjamin hak warganya, namun memaksa mereka bertaruh nyawa hanya untuk memperjuangkannya. Ia juga menyinggung nasib tragis ojol yang meninggal saat mencari nafkah.
“Negara punya kewajiban untuk memastikan kesejahteraan rakyatnya,” ujar Wisnu, sambil mengepalkan tangan kiri dan menyerukan perlawanan. Pesannya menggugah semangat para peserta aksi, seolah menyulut bara api perjuangan di tengah kerumunan.
Pernyataan Sikap dan Ultimatum Tegas
Aksi damai yang berlangsung kondusif ini diakhiri dengan pernyataan sikap tegas dari Satya Ubhaya Sakti, koordinator umum aksi.
Ia menyampaikan kecaman keras terhadap kekerasan yang menyebabkan kematian Affan Kurniawan, seorang pengemudi ojol.
Aliansi Kaukus Rakyat Melawan mendesak penegak hukum untuk segera memproses tujuh terduga pelaku sesuai undang-undang yang berlaku, serta memastikan prosesnya transparan dan mencerminkan nilai keadilan.
Sebagai penutup, Satya menyampaikan sebuah ultimatum yang menggemparkan:
“Kami akan kembali dengan massa aksi yang berlipat ganda!” Pernyataan ini menjadi peringatan keras bagi pihak berwenang, menunjukkan bahwa perlawanan rakyat tidak akan berhenti sampai keadilan benar-benar ditegakkan.
Aksi ini menjadi bukti nyata bahwa semangat solidaritas dan perlawanan rakyat masih menyala, siap menghadapi segala bentuk penindasan.